Petualanganku-Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo-Tiit..titt..titt…titiit… sore itu nampaknya
ada sms masuk di hp saya. Tu sms bunyinya gini “merbabu yuh, lewat jalur selo”
. Ternyata salah satu teman saya ngajak naik lagi ke gunung merbabu. Hmm tanpa
pikir panjang sayapun langsung mengiyakan ajakan teman saya tersebut. Setelah sebelumnya
naik ke puncak tertinggi di pulau jawa di gunung semeru, praktis belum lagi
melakukan pendakian. Sebetulnya ini adalah pendakian kedua saya di gunung
merbabu, namun pada pendakian saya sebelumnya melalui jalur wekas.
|
gunung merbabu |
Jumat sore waktu itu langit Nampak redup,
sang mentaripun enggan menampakan batang hidungnya. Dua puncak bersaudara
(baca: merapi & merbabu) yang biasanya terlihatpun tak terlihat karena
tertutup awan hitam. Seolah tak peduli dengan keadaan tesebut saya tetap memacu
motor saya dari rumah menuju kampus untuk berkumpul dengan teman-teman yang
lain. Sesampainya di kampus, ternyata belum semuanya berkumpul, sehingga kami
masih menunggu teman kami yang lain.
Dua jam telah berlalu, nampaknya Allah
merestui perjalanan kami. Awan mendung yang semula berada diatas jogja tak jadi
berubah menjadi tetesan air hujan. Begitu pula dengan awan hitam yang menutupi
dua gunung bersaudara di sisi utara yang hilang tersapu angin. Dua puncak
gunung merapi dan merbabu terlihat begitu jelas seolah memberikan pesan pada
kami agar segara menapak di punggungnya. Pukul 15.00 WIB kami yang berjumlah
enam orang memulai perjalanan menuju pos/ basecamp pendakian di Selo. Di tengah
perjalanan kami berhenti disebuah warung yang menyajikan aneka makanan. Ya..
agar nantinya dalam pendakian tidak kekurangan tenaga, kami mengisi bahan bakar
terlebih dahulu. Tak lama kemudian kamipun melanjutkan perjalanan kembali.
Dengan melewati jalan yang berkelak-kelok dan diselimuti hawa dingin khas
pegunungan akhirnya kami tiba di pos pendakian gunung merbabu jalur selo
sekitar pukul 18.00 wib.
|
basecamp gunung merbabu jalur selo |
Setelah melakuan pembayaran biaya retribusi gunung merbabu dan uang parkir yang totalnya sebesar Rp 7.000,00 /orang kamipun
memulai pendakian di gunung merbabu. Perjalanan dimulai dengan melewati jalan
yang lumayan besar dengan beberapa rumah warga di kanan dan kirinya. Setapak
demi setapak kami lalui dengan penuh semangat. Dengan headlamp terpasang
dikepala, saya berada di paling belakang waktu itu. Jalan dari basecamp ini masih
landai hanya sesekali melewati tanjakan. Satu jam telah berlalu, kamipun tiba
dipos I yaitu pos dok malang. Disana kami bertemu dengan pendaki lainya yang
sedang beristirahat. Setelah berkenalan satu persatu dengan mereka kami
melanjutkan perjalanan kembali untuk menuju di pos II.
Malam itu langit begitu cerah, ribuan
bintang dilangitpun menjadi saksi perjalanan kami. Sinar rembulan menjadikan
suasana dimalam itu tak lagi mencekam. Sebelum mencapai di pos II kami harus
melewati tanjakan yang lumayan terjal. Di beberapa sisi terlihat lubang-lubang
yang digenangi oleh air akibat hujan sebelumnya sehingga membuat kami harus
ekstra hati-hati. Dan akhirnya kejadian yang tidak diinginkanpun terjadi ketika
salah satu teman kami kakinya terpeleset dan masuk kedalam lubang tersebut.
Namun untungnya kejadian itu tidak menimbulkan masalah yang serius. Perjalanan
kami akhirnya tiba disebuah tempat yang cukup luas, disana sudah terdapat
beberapa tenda yang berdiri. Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan kamipun
istirahat sejenak di tempat tersebut
yang ternyata adalah pos II. Hawa dinginpun sesekali datang bersama
hembusan angin malam. Lama-kelamaan tubuhpun terasa dingin karena tidak
bergerak, sehingga membuat kami tak betah untuk berlama-lama berdiam diri.
Rencana awal kami ingin mendirikan tenda
disini, namun melihat tempat tersebut yang begitu luas tanpa ada pepohonan
dikanan dan kiri kamipun memutuskan untuk mencari tempat lain. Tempat-tempat
yang luas tanpa ada pepohonan sangat rawan jika ada angin besar atau badai yang
datang. Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan melewati tanjakan yang
lebih curam dari sebelumnya. Ditengah tanjakan kami menemukan sebuah memoriam
dari pendaki yang tewas melewati jalur tersebut. Dengan berpegangan ranting dan
akar pohon di kanan dan kiri jalan saya mencoba melangkahkan kaki sedikit demi
sedikit berjalan keatas. Kalau dibandingkan dengan jalur wekas, jalur selo ini
lebih enak karena banyak yang landai hanya beberapa kali saja melewati
tanjakan. Sedangkan di jalur wekas dari basecamp hingga puncak relatif nanjak
terus. Namun demikian di pos 2 jalur wekas kita bisa menemukan sumber air,
sedangkan di jalur selo ini tidak ada sumber air.
Ribuan langkah telah kami lalui melewati
beberapa tanjakan yang curam serta berselimut dinginya malam hingga akhirnya
kami tiba di pos IV atau sabana I. Butuh waktu sekitar 4,5 jam perjalanan dari
basecamp hingga pos IV merbabu atau sabana I. Karena sebagian besar dari kami
sudah cukup kelelahan dan jam sudah menunjukan pukul 23.30 WIB kami memutuskan
untuk bermalam disini. Kami mendirikan tenda disebelah rimbunya pepohonan untuk
berlindung dari sapuan angin. Setelah memasukan semua barang kamipun semua
masuk kedalam tenda hingga satu persatu dari kami mulai memejamkan mata.
Sabtu pukul 08.00 wib tenda kami berasa "dioyak-oyak".
Badai yang lumayan besar disertai kabut menghampiri pos sabana I tempat kami
ngecamp. Semua yang ada disitupun berlindung didalam tenda. Setelah badai
lumayan reda, saya coba keluar melihat situasi disekitar. Ternyata ada satu
tenda yang roboh akibat sapuan badai tadi. Karena sampai sore hari, badai juga
tak kunjung reda, kami menunda untuk melanjutkan perjalanan hingga esok
harinya.
|
sabana 1 gunung merbabu |
Pada keesokan harinya beberapa pendaki
mulai berdatangan. Suasana di pos sabana 1 pun menjadi ramai waktu itu. Sekitar
pukul 10.00 wib cuaca mulai cerah,
disisi selatan terlihat gunung merapi yang kokoh berdiri sedangkan disisi barat
Nampak si gunung kembar sumbing dan sindoro. Kelima teman saya memutuskan untuk
melanjutkan perjalanan ke puncak, sedangkan saya sepertinya sudah tidak terlalu
terobsesi lagi untuk kepuncak karena sebelumnya ketika melewati jalur
wekas saya sudah sampai ke puncak
merbabu. Jadi saya memutuskan untuk tinggal di tenda saja.
|
sabana 1 gunung merbabu |
Tidak sampai 3 jam kelima teman saya yang
mau ke puncak merbabu sudah kembali lagi di pos sabana 1. Ternyata mereka tidak
sampai di pos sabana III , karena badai yang lebih besar datang lagi. Mereka
memutuskan untuk balik karena jika diteruskan cukup berbahaya. Setelah makan
siang kami semua packing untuk persiapan turun. Pukul 15.00 wib kami semua
turun dari sabana I untuk menuju basecamp merbabu. Perjalanan turunpun cukup
menyulitkan karena jalan jadi licin akibat diguyur hujan. Kejadian lucupun
terjadi ketika saya terpeleset ditengah perjalanan sehingga membuat pakaian
saya dipenuhi lumpur. Butuh waktu sekitar 3 jam untuk mencapai basecamp.
Sesampainya di basecamp kami langsung membersihkan badan dan dilanjutkan
perjalanan menuju jogja.
|
perjalanan turun menuju basecamp merbabu |
Dan akhirnya cerita pendakian di gunung merbabu ini selesai sudah. Meskipun pendakian kali ini tidak sampai di puncak,
namun sudah cukup mengasikan untuk mengisi liburan. Jika dibandingkan dengan
jalur wekas jalur selo ini memiliki view yang lebih bagus. Di sabana I
sebenarnya jika cuaca cerah sudah bisa melihat sunrise. Selain itu
gunung-gunung lain seperti merapi, lawu, sumbing dan sindoro juga terlihat dari
sabana I. Namun sangat disayangkan disepanjang jalur selo merbabu ini dipenuhi sampah akibat
ulah para pendaki yang tidak bertanggung jawab. Marilah jadi pendaki yang
cerdas dan pendaki yang peduli dengan alam. Sayangilah alammu seperti engkau
menyayangi ibumu !
>>baca juga pendakian saya lainya yakni di gunung merapi.