Showing posts with label wisata sejarah. Show all posts
Showing posts with label wisata sejarah. Show all posts
Wednesday, November 19, 2014

Sejarah Pantai Ngobaran Di Gunung Kidul Yogyakarta

Sejarah Pantai Ngobaran Di Gunung Kidul Yogyakarta - Ketika sobat akan berlibur di pantai yang ada di Wonosari Gunung Kidul mungkin sudah terbayang dengan pantai putihnya yang bersih dan deburan ombak yang tidak begitu besar sehingga sangat cocok untuk berenang atau sekedar bermain di pinggir pantai. Namun lain halnya jika sobat datang ke pantai yang satu ini. Pantai Ngobaran menawarkan pemandangan yang berbeda dengan pantai-pantai di Gunung Kidul lainya. Meski tidak bisa untuk berenang, namun pemandangan disini cukup mengagumkan. Tebing-tebing yang menjulang tinggi, bangunan-bangunan yang sarat sejarah dan hamparan rumput laut bak sawah merupakan perpaduan alam yang membuat mata terasa segar kembali. Pantai yang bersebelahan dengan Pantai Ngrenehan ini ternyata menyimpan sejarah panjang yang melatar belakanginya. Lantas seperti apa sejarah Pantai Ngobaran ini?

Sejarah Pantai Ngobaran

Nama Ngobaran berasal dari sejarah Prabu Brawijaya V yakni Raja terakhir dari kerajaan Majapahit. Dalam sejarah Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Indonesia. Namun setelah Kerajaan Islam berkembang pesat, kejayaan Majapahit semakin tergerus. Pada waktu itu beberapa kerajaan islam mulai tumbuh di pesisir utara Pulau Jawa salah satunya adalah Kerajaan Demak. Salah satu putra Prabu Brawijaya V yang benama Raden Patah justru menjadi penguasa Kerajaan Demak tersebut. Semakin lama Kerajaan Demak semakin berkembang hingga menyentuh kekuasaan Kerajaan Majapahit. Pada akhirnya Kerajaan Majapahit tidak bisa lagi dipertahankan yang membuat Prabu Brawijaya V bersama putranya Bondan Kejawan pergi meninggalkan Kerajaan Majapahit. Prabu Brawijaya V bersama putranya tersebut pergi ke arah barat hingga sampailah disebuah tempat yang damai. Tempat tersebutlah yang sekarang dikenal dengan Pantai Ngobaran.

Karena Prabu Brawijaya tidak mau berperang dengan putranya sendiri (Raden Patah) ia memutuskan untuk melakukan upacara Muksa. Upacara tersebut dilakukan dengan cara membakar diri. Kobaran api upacara muksa inilah yang menjadikan Pantai ini disebut sebagai Pantai Ngobaran. Kendati demikian banyak sejarawan yang masih meragukan cerita tersebut. Hal ini karena rasanya tidak mungkin penyebaran agama islam menggunakan cara kekerasan atau perang.

Lokasi Pantai Ngobaran

Pantai yang menyimpan sejarah panjang runtuhnya Kerajaan Majapahit ini terletak di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunung Kidul. Apabila sobat dari kota Yogyakarta jakanya sekitar 65 Km. Untuk menuju pantai ini susurilah jalan wonosari. Setibanya di pertigaan gading beloklah ke arah palihan hingga sampai di pasar trowono. Di sini sobat akan menjumpai sebuah pertigaan jika kekiri ke arah baron apabila mau ke Pantai Ngobaran pilihlah arah lurus. Saat ini pemerintah nampaknya sudah memberikan perhatian pada pantai ini karena sudah ada perbaikan jalan menuju pantai Ngobaran. Meski sempit dan berkelok namun jalanya cukup mulus.

Sejarah Pantai Ngobaran memang mengundang para wisatawan untuk mengunjunginya. Selain pemandangaya yang bagus, sobat akan menemukan 4 tempat ibadah yang berdiri berdampingan. Hal ini seolah menunjukan sejak jaman dulu sudah ada toleransi beragama. Bangunan yang paling jelas terlihat adalah pura yang dilengkapi dengan patung-patung dewa. Di sebelah kiri pura ini ada semacam joglo yang ternyata dulunya digunakan sebagai tempat ibadah penganut kejawen. Menyusuri jalan setapak di depan joglo ini, sobat akan sampai pada sebuah masjid dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Uniknya masjid tersebut menghadap ke selatan bukan ke barat seperti masjid pada umumnya. Kendati demikian untuk solatnya tetap mengahadap ke barat.
Sunday, September 21, 2014

Sejarah Candi Ratu Boko Jogja, Candi Dekat Candi Prambanan

Candi Ratu Boko adalah candi dekat candi prambanan yang mirip seperti istana atau keraton. Hal ini dapat ditengok dari kompleks dan sejarah cando ratu boko. Dulunya tempat ini bukan hanya difungsikan sebagai tempat ibadah melainkan juga digunakan untuk benteng pertahanan. Secara keseluruhan areal istana yang berada pada ketinggian 196 meter diatas permukaan laut ini memiliki luas 250.000 meter persegi dan terbagi menjadi empat bagian yakni barat, timur, tenggara dan tengah. Pada bagian tengah terdapat gapura utama, candi pembakaran,lapangan, dan kolam keputren. Pada bagian timur terdapat kompleks gua, stupa budha dan kolam. Sedangkan pada bagian barat hanya terdapat perbukitan. 
Sejarah Candi Ratu Boko Jogja

Sejarah Candi Ratu Boko

Candi Ratu Boko didirikan pada pemerintahan Rakai Panangkaran. Hal ini dibuktikan dengan prasasti Mantyasih 907 masehi, Prasasti Kalasan 776 masehi, serta prasasti Wanua Tengah III tahun 908 masehi. Rakai Panangkaran sendiri adalah pengikut Budha. Kendati demikian di kompleks candi ratu boko terdapat unsur hindu. Hal ini membuktikan bahwa pada jaman tersebut sudah terdapat toleransi beragama. Komplek Ratu Boko ini juga dijadikan sebagai benteng pertahanan pada masa Rakai Kayuwangi. Waktu itu digunakan untuk bertahan dari serangan Rakai walaing Puhuyaboni. Akibat dari pertempuran tersebut membuat beberapa bagian candi mengalami kerusakan. Candi Ratu Boko kemudian dilakukan pemugaran pada masa kolonial Belanda yakni tahun 1938 dan kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia dari tahun 1952.

Lokasi Candi Ratu Boko

Candi Ratu Boko terletak di sebelah selatan Candi Prambanan tepatnya di desa sambirejo dan desa dawung, kecamatan Bokoharjo, Sleman, DIY. Jika dari pusat Kota Jogja maka kurang lebih berjarak 17 Km. Jalan menuju Candi Ratu Boko bisa melalui jalan raya jogja-solo, sesampainya di pertigaan dekat candi prambanan beloklah kearah selatan, kira-kira 3 km berjalan sobat akan sampai di candi ratu boko. Jika sobat tidak menggunakan kendaraan pribadi maka pilihan bisa menggunakan Trans Jogja Trayek 1A dan 1B dan kemudian turun di terminal Prambanan. Dari sini sobat bisa menggunakan jasa ojek untuk menuju candi ratu boko.

Harga Tiket Masuk Candi Ratu Boko

Harga Tiket Masuk Candi Ratu Boko adalah Rp 10 ribu setiap pengunjung dan jika sobat ingin menikmati suasana senja maka dikenakan tarif Rp 35 ribu. harga tersebut tentu bisa berubah-ubah setiap waktu tergantung pihak pengelola.

Keindahan Candi Ratu Boko

Selain menikmati bangunan-bangunan bersejarah, disini sobat bisa menikmati indahnya senja. Dari plaza Andrawina di Ratu Boko sobat bisa menikmati indahnya kota jogja dari atas lengkap dengan pemandangan candi prambanan berlatar belakang Gunung Merapi. Saat matahari hendak kembali ke peraduanya, nuansa disini semakin cantik dengan semburat warna jingga sang mentari. Selain difungsikan sebagai spot untuk menikmati panorama, Plaza Andrawina juga digunakan sebagai restoran.
Friday, July 18, 2014

Pura Taman Ayun Di Mengwi Badung Yang Eksotis

Pura Taman Ayun merupakan wisata Budaya di Bali yang letaknya di desa mengwi, Badung sekitar 19 km dari kota Denpasar. Untuk mencapainya sobat bisa melalui jalan raya Denpasar – Gilimanuk. Di bagian luar area Pura Taman Ayun dikelilingi oleh sungai sedangkan di bagian dalam terdapat pura yang dikelilingi oleh kolam. Saat ini Pura Taman Ayun sudah dibangun menjadi taman yang indah tidak hanya menampilkan arsitektur pura. Pura ini dibangun pada jaman kerajaan mengwi yaitu pada abad ke 17 yang saat itu dipimpin Cokorda Sakti Blambangan.
Pura Taman Ayun Di Mengwi Badung Yang Eksotis
Pura Taman Ayun Di Mengwi Badung Yang Eksotis

Secara keseluruhan Pura Taman Ayun memiliki luas 11 x 250 meter dan terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama dimulai dari pintu gerbang dimana sobat harus melewati jembatan. Dari sini terlihat kolam yang memiliki Sembilan pancuran . Kolam dan Sembilan pancuran tersebut melambangkan Dewata Nawa Sanga, yaitu Sembilan dewa yang menjaga arah mata angin. Mengikuti jalan berpaving yang ada di Pura Taman Ayun ini sobat akan sampai di gerbang kedua untuk memasuki Bagian Kedua dari Pura Taman Ayun. Di sini terdapat satu pura dengan ukuran yang kecil bernama Pura Dalem Bekak. Selain itu ada juga Bale Pungebengan yang memiliki pintu masuk serta bale kukul tinggi. Dari bale kukul tinggi ini sobat bisa melihat bagian ketiga dan paling suci dari Pura Taman Ayun. Bagian terdalam atau ketiga tersebut, setiap pengunjung dilarang untuk memasukinya karena untuk menjaga kesakralan Pura Taman Ayun. Di Bagian tersebut terdapat tempat untuk persembahyangan bagi umat hindu yang dilengkapi menru-menru bertingkat.
gerbang masuk Pura Taman Ayun


Sejarah Pura Taman Ayun


Pura Taman Ayun didirikan oleh Raja Mengwi pada tahun 1634 yang ditujukan untuk dipergunakan oleh kalangan kerajaan. Pada abad ke 17, Kerajaan Mengwi merupakan satu dari 8 kerajaan yang ada di Bali. Selain Kerajaan Mengwi di Bali ada juga kerajaan lain diantaranya kerajaan Jembrana, Badung, tabanan, Bangli, Buleleng, Gianyar, Karangasem, dan Klungkung. Dalam sejarah, Kerajaan Mengwi ditaklukan oleh kerajaan Badung, kemudian taman ini difungsikan sebagai tempat pertunjukan kebudayaan dan kesenian. 

Keunikan dari Pura Taman Ayun ini dibanding dengan pura-pura di Bali lainya adalah meru yang ada di Pura Taman Ayun adalah meru tumpang solas. Meru tompang solas merupakan meru yang memiliki atap bertingkat 11, dimana meru jenis ini merupakan meru milik para bangsawan bukan rakyat biasa. Meru-meru yang ada di Pura Taman Ayun tersebut didirikan untuk menghormati para leluhur mereka. Seperti meru Ulun Siwi yang didirikan untuk menghormati Dewi kesuburan. Oleh karena itu meru tersebut didirikan dekat sistem pengairan sawah. Meru lainya adalah meru Pasek Buduk dimana meru tersebut untuk menghormati leluhur dari desa Buduk yang meninggal karena membela kerajaan Mengwi. Jika sobat tertarik untuk mengunjungi Pura Taman Ayun, para pengunjung dikenakan tiket masuk Pura Taman Ayun sebesar Rp 3.000,-
Thursday, May 29, 2014

Museum Geologi Bandung, Wisata Edukasi Dekat Gedung Sate

Museum Geologi Bandung terletak di Jl. Diponegoro, Bandung , Jawa Barat. Lokasinya tak jauh dari gedung yang menjadi landmark kota Bandung dan juga dijadikan pusat pemerintahan yakni Gedung Sate. Di Museum inilah terdapat benda-benda koleksi geologi seperti fosil, mineral dan batuan yang telah dikumpulkan sejak tahun 1850. Dengan berkunjung di Museum Geologi Bandung, sobat akan belajar sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia dan mengapa di tanah tercinta kita ini sering dilanda bencana gempa bumi.
Museum Geologi Bandung
Museum Geologi Bandung

Museum Geologi Bandung dikelola oleh Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Lokasinya yang berada di dalam kota, maka sangat mudah untuk diakses baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan transportasi umum. Didirikan pada tanggal 16 mei 1928, Museum Geologi baru diresmikan setahun kemudian yakni pada tahun 1929 oleh pemerintah Hindia Belanda. Awalnya tempat ini dijadikan untuk laboratorium dan tempat penyimpanan benda-benda dari hasil penelitian dan pertambangan. Namun seiring berjalanya waktu berubah menjadi sarana pendidikan, penelitian, sumber informasi tentang kebuminan, dan juga menjadi tempat wisata yang mengasikan. Saat sobat menjelajah Museum Geologi Bandung maka sobat akan menemukan 3 ruang peragaan, ruang auditorium dan ruang dokumentasi

Apa saja Yang Ada Di Museum Geologi Bandung ?

  1. Ruang Sejarah Kehidupan
    Ruangan ini terletak di sayap timur Museum, di lantai satu. Sobat akan menemukan gambaran mengenai kehidupan dari masa ke masa dan dimulai dari 4,6 milyar tahun lalu saat terbentukna bumi.
  2. Ruang Geologi Indonesia
    Terletak di sayap barat lantai 1 Museum Geologi Bandung, disinilah sobat akan menemukan proses pembentukan kepulauan Indonesia dengan pendekatan teori tektonik lempeng.
  3. Ruang Geologi Untuk Kehidupan Manusia
    Setelah puas berkeliling di lantai 1, cobalah untuk naik ke lantai 2. Disini akan sobat temukan bagaimana cara pengolahan maupun penambangan mineral, gas bumi dll.
Selain ketiga ruang peragaan diatas ada juga ruang dokumentasi dan ruang auditorium. Di ruang dokumentasi, sobat akan menemukan berbagai benda koleksi seperti fosil, batuan dan mineral. Sedangkan di Ruang Auditorium disana sobat dapat menonton film 3D yang bertema tentang geologi. Namun untuk menikmatinya ada syartanya, yakni penonton harus lebih dari 50 orang.
Fosil di Museum Geologi Bandung
Fosil di Museum Geologi Bandung

Museum Geologi Bandung buka setiap hari senin hingga kamis jam 9 pagi hingga 3 sore, sedang pada hari sabtu dan minggu hnya buka dari jam 9 hingga 1 siang saja. Untuk hari jumat dan hari libur nasional, Museum Geologi Bandung tidak dibuka alias tutup.
Saturday, May 10, 2014

Wisata Sejarah Tugu Pahlawan dan Museum 10 November Surabaya

Tugu pahlawan yang ada di jalan Tembaan di Surabaya sudah menjadi landmark dari kota pahlawan tersebut. Terletak tepat di depan kantor Gubernur, Tugu Pahlawan dibangun untuk menghormati para pahlawan yang telah gugur dalam peperangan melawan sekutu yang ingin menguasai Surabaya pada 10 November 1945 silam. Berkunjung ke tugu pahlawan di Surabaya tentu akan memberikan pelajaran banyak akan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, apalagi dibawah Tugu Pahlawan ini terdapat sebuah museum yang bernama museum 10 November.
Wisata Sejarah Tugu Pahlawan
Wisata Sejarah Tugu Pahlawan Surabaya

Tugu Pahlawan Surabaya

Sejarah dari pembangunan Tugu Pahlawan ada dua versi yang beredar saat ini. Versi yang pertama mengatakan bahwa Tugu tersebut diprakarsai oleh Doel Arnawa yaitu kepala daerah kota Surabaya. Nah kemudian Doel Arwana meminta bantuan Ir. Tan untuk mendesain bangunan tugu dan setelah itu diajukan kepada Ir. Soekarno. Sedangkan versi yang kedua pembangunan Tugu Pahlawan diprakarsai sendiri oleh ir. Soekarno atas ide dari Doel Arwana. Untuk desainya di serahkan kepada Ir. R. Soeratmoko. 

Jika dilihat secara seksama, desain Tugu Pahlawan menyerupai paku yang terbalik. Tugu ini memiliki ketinggian 41, 15 meter dan diameter pada bagian paling bawah adalah 3,1 meter. Di area Tugu Pahlawan terdapat beberapa patung, salah satu patungnya menggambarkan Ir. Soekarno yang sedang membacakan proklamasi. Ada juga coret-coretan kata penyemangat yang terdapat di pilar-pilar di sekitar Tugu Pahlawan.
museum 10 november
diorama di museum 10 november

Museum 10 November

Museum ini sebenarnya baru dibuka pada tahun 2000. Di dalam Museum 10 November, terdapat benda-benda bersejarah tentang perjuangan rakyat Surabaya melawan penjajah. Arsitektur bangunan Museum 10 November terlihat unik, karena menyerupai piramida. Di bagian tengah piramida terdapat patung 3 pemuda yang sedang membawa bambu runcing. Memasuki museum maka sobat akan disuguhkan diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan rakyat Surabaya. Ada juga rekaman pidato Bung Tomo yang kala itu sedang memberikan suntikan semangat kepada para rakyat Surabaya dalam berjuang. Benda-benda koleksi yang ada di Museum diantaranya senjata dan peta milik Bung Tomo yang digunakan saat perang melawan Belanda. 

Jalan menuju Tugu Pahlawan ataupun Museum 10 November sangatlah mudah karena letaknya yang berada ditengah kota tepatnya di depan kantor Gubernur Jawa Timur. Untuk memasuki kawasan Tugu Pahlawan tidak dipungut biaya sepeserpun, hanya saja untuk memasuki Museum 10 November tetap dikenakan tiket masuk.
Wednesday, May 7, 2014

House Of Sampoerna, Museum Rokok Megah Di Surabaya

House Of Sampoerna – Sebuah bangunan tua yang berdiri megah terletak di kawasan Surabaya lama. Bangunan tersebut adalah House of Sampoerna, sebuah bangunan bergaya Belanda yang didirikan pada tahun 1862. Dulunya gedung ini dijadikan panti asuhan sebelum digunakan untuk memproduksi salah satu produk rokok yang ternama di Indonesia. Di House Of Sampoerna sobat bisa berkeliling melihat beberapa koleksi yang menggambarkan sejarah panjang perjalanan Sampoerna.
House Of Sampoerna, Museum Rokok Megah Di Surabaya
Museum House Of Sampoerna Surabaya

Sejarah House Of Sampoerna

Pada zaman kolonila Belanda tepatnya pada tahun 1864, tempat ini merupakan sebuah panti asuhan. Kemudian pada tahun 1932 seorang imigran dari cina bernama Liem Seeng Tee yang juga merupakan pendiri Sampoerna membeli gedung ini untuk digunakan sebagai tempat produksi rokok. Bangunan utamanya memiliki aula yang cukup luas, atas ide dari istri Leem aula tersebut digunakan sebagai gedung bioskop yang bernama Sampoerna Theater. Pada masa itu Sampoerna Theater merupakan gedung theater terhebat di Indonesia, bahkan Charlie Chapin pernah berkunjung ke gedung bioskop tersebut. Saat ini, bangunan tersebut digunakan sebagai museum House Of Sampoerna.

Berkeliling di House Of Sampoerna

Museum House Of Sampoerna Surabaya
mesin cetak tua di House Of Sampoerna
Di ruangan pertama sobat akan menemukan sebuah replika warung rokok yang dulunya digunakan Leem untuk berjualan tembakau. Terdapat pula beberapa barang pribadi milik Leem seperti sepeda tua yang dulunya digunakan untuk berkeliling menjual rokok, hingga pakaian pribadi seperti sarung dan kebaya. Berjalan ke ruangan disebelahnya, sobat akan menemukan beberapa foto keluarga dan lukisan yang eksotis. Beralan ke ruang berikutnya tepatnya di ruangan paling belakang terdapat beberapa alat produksi rokok yang diguankan pada jaman dahulu. Ada juga sebuah mesin cetak tua yang dulunya digunkan untuk mencetak bungkus rokok. Menuju ke lantai 2, sobat akan menemukan took yang menjual aneka souvenir khas Surabaya. Dari lantai 2 ini sobat juga bisa menyaksikan proses produksi rokok milik Sampoerna. Di belakang bangunan utama ini, terdapat pabrik rokok yang cukup luas dan hingga saat ini masih digunakan untuk proses produksi. Setidaknya ada sekitar 200 an pekerja yang sedang memproduksi rokok di pabrik tersebut.

Mengunjungi Museum House Of Sampoerna bisa sobat jadikan pilihan untuk berakhir pekan. Selain berwisata disini sobat bisa belajar bagaimana cara berbisinis dari seorang pendiri Sampoerna yaitu Leem Seeng Tee. Untuk menuju House Of Sampoerna tidaklah sulit karena terletak ditengah kota Surabaya tepatnya di Jl. Taman Sampoerna no 6. Meskipun harus memasuki gang terlebih dahulu, namun beberapa plakat petunjuk arah akan membantu perjalanan sobat.
Sunday, March 30, 2014

Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Dekat Malioboro

Benteng Vredeburg- Siapa sih yang tidak mengenal Malioboro, sebuah tempat wisata belanja yang ada di Yogyakarta. Di sepanjang jalan yang membentang dari titik 0 Km Yogyakarta ke utara ini memang sudah dikenal seantero negeri. Nah jika sobat sedang asik berbelanja di Malioboro ini, jangan sampai terlewatkan untuk mengunjungi sebuah museum yang bernama Benteng Vredeburg. Benteng ini sudah berusia lebih dari 2 abad. Meskipun demikian bangunanya masih terlihat kokoh dan gagah. Didalam benteng inilah terdapat diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia khususnya rakyat Yogyakarta untuk meraih kemerdekaan.
Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Dekat Malioboro
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Sejarah Berdirinya Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda pada tahun 1760. Awalnya benteng ini hanyalah berupa benteng sederhana yang berbentuk bujur sangkar. Disetiap sudutya memiliki bastion yang mempunnyai nama berbeda-beda seperti Jayaprayitna (bastion sudut tenggara), Jayaprakosaning (bastion sudut barat daya), Jayawisesa (bastion sudut barat laut), dan terakhir Jayapurusa (bastion sudut timur laut). Selang 2 tahun kemudian melalui W.H Ossennberch, Belanda mengusulkan untuk memperkokoh bangunan. Namun baru tahun 1967 pembangunan benteng dimulai. Butuh waktu 20 tahun untuk menyelesaikan pembangunan benteng, dan kemudian diberi nama Benteng Rustenburg yang berarti Benteng Peristirahatan.

Pada tahun 1867 gempa bumi hebat mengguncang Yogyakarta dan merubuhkan beberapa bangunan termasuk Benteng Rustenburg. Setelah bencana berlalu, benteng tersebut kembali dibenahi dan diberi nama Benteng Vredeburg atau Benteng Perdamaian. Nama ini dipilih sebagai bentuk perdamaian antara kolonial Belanda dan Kesultanan Yogyakarta. Tahun demi tahun berganti, kepemilikan dari Benteng Vredeburg pun silih berganti. Mulai dari VOC, pemerintah Belanda, Inggris, Jepang dan baru setelah Indonesia merdeka Benteng Vredeburg sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia. 

Sejak tahun 1992 Benteng Vredeburg dialihfungsikan menjadi monumen perjuangan nasional yang diberi nama Museum Benteng Vredeburg. Saat ini pada bulan tertentu ( juni-juli) ditempat ini diselenggarakan Festival Kesenian Yogyakarta atau yang dikenal dengan FKY.

Koleksi Benteng Vredeburg

Saat sobat memasuki Museum Benteng Vredeburg maka akan menemukan ratusan diorama yang menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia dari sebelum kemerdekaan hingga masa orde baru. Selain itu sobat akan menemukan benda-benda bersejarah lainya seperti foto dan  lukisan yang menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Selain itu di Benteng Vredeburg ini memiliki perpustakaan dengan koleksi buku yang lumayan banyak. Untuk menambah kenyamanan pengunjung tersedia juga fasilitas penunjang lainya seperti mushola, toilet dan akses internet gratis via hotspot. 
Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Dekat Malioboro
Salah satu diorama di Benteng Vredeburg Yogyakarta

Sebagai wisata sejarah yang ada di Indonesia, Benteng vredeburg masuk dalam 8 wisata terbaik di Indonesia pada 2013 lalu. Penghargaan ini diberikan oleh Cipta Pesona Wisata Award yang diselenggarakan kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif atau Kemenparekraf. Penghargaan ini merupakan wujud apresiasi yang diberikan kepada obyek wisata di Indonesia yang memiliki pengelolaan dan daya tarik terbaik. Penghargaan yang diberikan kepada Benteng Vredeburg ini tentu menjadi letupan semangat untuk lebih mempromosikan wisata-wisata yang ada di Yogyakarta.
Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Dekat Malioboro
Di salah satu sudut di dalam Benteng Vredeburg

Akses jalan menuju Benteng Vredeburg sangatlah mudah mengingat lokasinya yang berada di titik 0 Km Yogyakarta dan dekat dengan Malioboro. Tiket masuknyapun tergolong sangat murah hanya Rp 2000,- saja. Berkunjung ke wisata sejarah seperti di Museum Benteng Vredeburg ini sangat bermanfaat. Selain untuk berwisata juga bisa menjadi sarana edukasi bagaimana sejarah perjuangan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Nah jika sobat sedang berada jogja alangkah baiknya untuk mencari penginapan mengingat banyaknya tempat wisata disini. Sobat bisa mencari beberapa Penginapan di dekat Malioboro.
Friday, March 14, 2014

Candi Mendut, Letak Dan Sejarahnya

Candi Mendut- Jika dilihat dari ukuranya memang tak sebesar Candi Borobudur, namun Candi Mendut jauh lebih dulu dibangun dari pada Candi Borobudur. Lokasinya sangat mudah diakses karena terletak dipinggir jalan dan tak jauh dari Candi Borobudur. Di Candi Mendut yang terletak di daerah Mungkid kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah ini terdapat beberapa relief yang menceritakan beberapa tokoh dan mengandung pesan moral tertentu. Candi bercorak Buddha ini juga disebut sebagai candi bertuah, sehingga banyak para pasangan yang belum dikaruniai anak datang ke tempat ini.
Candi Mendut, Letak Dan Sejarahnya
Candi Mendut Magelang

Sejarah Candi Mendut

Dari sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Karanganyar yaitu prasasti Kayumwungan, Candu Mendut diketahui dibangun oleh Raja Indra dari dinasti Syailendra. Namun hingga kini belum diketahui secara pasti mengenai tahun pembuatan atau pembangunan Candi Mendut. Awalnya Candi Mendut ditemukan oleh seorang dari Belanda yang bernama J.G. de Casparis pada tahun 1836. Kemudian dari tahun 1897 hingga 1904 dilakukan perbaikan pada candi yang meliputi bagian kaki dan tubuh candi. Theodoor van Erp Kembali memeperbaiki candi hingga bagian puncaknya pada tahun 1908 sampai 1925.

Bangunan candi yang terbuat dari batu Andesit ini mempunyai luas secara keseluruhan mencapai 13,7 meter persegi dan mempunyai tinggi 26,4 meter. Pada bagian atas candi terdapat 48 buah stupa. Akan tetapi puncak candi sudah tak tersisa sehingga tak diketahui bentuk aslinya seperti apa. Selain untu obyek wisata Candi Mendut digunakan sebagai tempat upacara waisak pada bulan mei saat bulan purnama. Candi Mendut buka dari jam 07.00 hingga 18.00 untuk setiap harinya.


Relief Di Candi Mendut

Pada bagian kaki tubuh hingga atapnya Candi Mendut dihiasi dengan beberapa relief yang mengandung cerita moral dan digambarkan dengan tokoh binatang. Beberapa relief tersebut diantaranya Brahmana dan Kepiting yang menceritakan tentang Brahmana yang menyelamatkan seekor kepiting dan kemudian si kepiting membalas budi dengan cara menyelamatkan Brahmana saat mendapat gangguan dari ular dan gagak. Ada juga cerita tentang Dua ekor burung betet yang mempunyai karakter berbeda karena dibesarkan oleh Brahmana dan satunya dibesarkanoleh seorang penyamun. Relief terbesar terlihat di bagian belakang candi yang menceritakan tentang Buddha Avalokitesvara. 
Candi Mendut, Letak Dan Sejarahnya
Relief Di Candi Mendut

Candi Mendut, Candi Bertuah

Di bagian Candi Mendut ada relief Hariti yang juga disebut sebagai dewi kesuburan. Relief ini digambarkan Hariti sedang duduk dan memangku seorang anak serta beberapa anak lain yang sedang asyik bermain di sekitar Hariti. Karena inilah tak sedikit pasangan suami istri yang belum dikarunai anak datang untuk memohon kepada dewi kesuburan.
Candi Mendut, Letak Dan Sejarahnya
Relief Hariti Di Candi Mendut

Akses jalan menuju Candi Mendut sangatlah mudah karena terletak di pinggir jalan. Ketika sobat akan menuju Candi Borobudur, sobat pasti melewatinya. Candi mendut Berjarak sekitar 3 Km sebelah timur Candi Borobudur.
Monday, March 10, 2014

Keindahan Danau Bedugul Di Pulau Bali

Danau Bedugul Di Pulau Bali ini sebenarnya memiliki nama Danau Beratan. Bedugul sendiri merupakan nama dari sebuah desa di Bali. Karena obyek wisata di daerah ini terkenal dengan danaunya maka orang-orang menyebutnya dengan Danau Bedugul. Keindahanya dapat terlihat dari sebuah pure yang ada di tengah-tengah danau. Selain itu perpaduaan dengan indahnya panorama alam di sekitar danau, menjadikan Danau Bedugul cukup favorit dikalangan para wisatawan.
Keindahan Danau Beduguul Di Pulau Bali
Danau Bedugul Atau Danau Beratan Di Bali

Danau Bedugul merupakan Danau terluas kedua di Bali setelah Danau batur. Berada pada ketinggian 1239 mdpl, membuat suasana disini begitu sejuk.Kabut yang menyelimuti danau dengan hembusan angin yang menciptakan riak-riak kecil menambah kesan magis tersendiri. Keindahan alam berupa pegunungan yang melatar belakangi Danau Bedugul cukup memberikan penyegaran pada kedua mata. Keindahan lain terlihat dengan adanya pura yang ada di tengah-tengah danau. Pura tersebut bernama Pura Ulun Danu. Pura yang terletak di Desa Beratan ini memiliki arsitektur yang sangat khas dan mencirikan Bali. Pura Ulun Danu memiliki atap yang bertingkat ada yang memiliki 7 tingkat, 11 tingkat dan adapula yang hanya 3 tingkat. Atap bertingkat tersebut sebagai simbul 3 Dewa yang diperyai oleh masyarakat penganut agama Hindu di Bali. Pura dengan 11 tingkat menyimbulkan Dewa Wisnu, 7 tingkat menyimbulkan dewa Brahma sedangkan 3 tingkat menyimbulkan Dewa Siwa. Jika sobat ingin melihat keindahan Pura Ulun Danu ini tengoklah pada uang kertas 50 ribu.
Keindahan Danau Bedugul Di Pulau Bali
Pura Ulun Danu Di Pulau Bali

Danau Bedugul memiliki kedalaman hingga 23 meter. Para wisatawan biasanya menikmati keindahan Danau Bedugul dengan menggunakan perahu untuk mengelilingi danau. Banyak juga pasangan muda-mudi menggunakan lokasi Danau Bedugul di Bali untuk berfoto-foto bahkan untuk foto pre-wedding. Selain digunakan sebagai obyek wisata, Danau ini digunakan sebagai sumber air untuk irigasi oleh masyarakat sekitarnya. Beberapa fasilitas penunjangpun cukup lengkap diantaranya toilet, area parkir yang luas, warung-warung dengan menu yang cukup menggugah selera, serta taman bermain untuk anak. Bagi sobat yang ingin berlama-lama disini, sobat bisa memilih beberapa penginapan yang pas dengan isi kantong.

Akses jalan menuju Danau Bedugul sejatinya sangat mudah, mengingat lokasinya yang berada di tepi Jalan Raya yang menghubungkan antara Singaraja dan Tabanan. Secara tepatnya Danau Bedugul terletak di Candi Kuning, baturiti, Kabupaten Tabanan. Jika ditempuh dari Denpasar memerlukan waktu setidaknya 1 jam atau berjarak 55 Km. 
Tuesday, March 4, 2014

Situs Gunung Padang DI Cianjur Lebih Tua Dari Candi Borobudur

Situs Gunung Padang merupakan situs megalitik yang terletak di dua dusun yatitu dusun Gunung Padang dan dusun Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.. Luas bangunanya yang mencapai 900 meter persegi dan terletak di atas lahan seluas 3 ha menjadikanya situs megalitik terbesar di Asia Tenggara. Megalitik sendiri adalah gabungan dari 2 unsur kata yaitu mega yang berarti besar dan litik yang berasal dari kata lithos yang berarti batu Balok-balok batu yang memiliki ukuran bervasiasi berserakan di puncak gunung hingga ke areal persawaan bahkan di beberapa rumah penduduk. Hingga kini belum terhitung jumlah balok-balok batu  yang tersebar di beberapa tempat.

Sejarah Gunung Padang Cianjur

Keberadaan situs megalitik di Cianjur ini pertama kali diketahui dari laporan Rapporten van de oudheid-kundigen Dienst pada tahun 1914. Dan setelah puluhan tahun berlalu, baru pada tahun 1979 pemerintah terkait melakukan tinjauan langsung ke lokasi. Sejak saat itulah penelitian di Gunung Padang terus berlangsung baik dari sisi historis, arkeologis maupun geologis. Konon Situs Gunung Padang merupakan upaya dari Prabu Siliwangi dalam misinya yang ingin membangun sebuah istana dalam satu malam. Ia mengumpulkan batu-batu yang terdapat di daerah itu dibantu oleh pasukannya. Namun naas, sinar mentari yang datang dari ufuk timur menggagalkan usahanya. Ia dan pasukanya pun meninggalkan balok batu yang berserakan di atas bukit yang kini dikenal dengan gunung padang. Sumber lain mengatakan Situs Gunung Padang juga diperkirakan sebagai tempat pemujaan oleh masyarakat sekitar pada zaman dahulu kala.

Kejaiban Gunung Padang

Nama gunung padang sendiri berasal dari bahasa sunda yang berarti terang. Namun ada juga yang mengartikan bahwa padang berasal dari tiga unsur kata yakni pa (tempat), da (agung) dan hyang (leluhur) jadi Situs Gunung Padang bisa diartikan sebuah tempat agung para leluhur. Tepat di atas bukit gunung padang, terdapat bebatuan berserakan yang diperkirakan berusia 4000 sebelum masehi. Jika benar demikian, situs megalitik gunung padang lebih tua dari candi borobudur. Bentuk bangunan di situs gunung padang ini punden berundak yang mencerminkan tradisi megalitik. Punden Berundak tersebut tidak simetris yang menunjukan bangunan ini menghadap dalam satu arah saja. Kelima teras yang ada di Situs Gunung Padang hanya menghadap satu arah yakni ke arah Gunung Gede. Nah uniknya masyarakat setempat memberikan nama kepada beberapa batu yang ada di Situs Gunung Padang dengan nama yang berbau islam seperti batu Syekh Abdul Fukor, meja kyai giling dan sebuah tempat duduk yang diberi nama Eyang Swasana. 

Jalan menuju Situs Gunung Padang yang terletak 45 Km dari Cianjur ini bisa melalui rute Cipadang-Cibokor-Lampegan-Pal Dua-Ciwangin-Cimanggu dan Gunung Padang. Nah untuk menuju Cipadang bisa melalui jalan raya Sukabumi-Cianjur. Sesampainya di desa warung kondang beloklah kekanan ke arag Cipadang.