Showing posts with label wisata ziarah. Show all posts
Showing posts with label wisata ziarah. Show all posts
Monday, March 3, 2014

Wisata Ziarah Dan Mitos Pesugihan Gunung Kawi

Gunung Kawi di Jawa Timur identik dengan mitos pesugihan. Konon, barang siapa yang melakukan semedi dengan rasa pasrah maka keinginannya akan terkabul terutama masalah kekayaan. Tempat pemujaan yang biasa dikunjungi adalah pohon beringin tua yang berakar lima dan pohon dewandaru. Selain itu gunung kawi juga dikenal sebagai wisata ziarah. Ada dua buah makam yang cukup terkenal disini yakni makam Mbah Djoego dan makam Raden Mas Iman Soedjono.
Wisata Ziarah Dan Mitos Pesugihan Gunung Kawi
Gunung Kawi Malang Jawa Timur
Lokasi Gunung Kawi berada di Desa Wonosari Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jalan menuju Gunung Kawi sangat mudah di temukan baik dari blitar maupun dari Malang karena beberapa petunjuk jalan cukup jelas terlihat. Sepanjang perjalanan sobat akan disuguhi pemandangan bangunan yang memiliki arsitektur khas tiongkok. Pada waktu tertentu orang-orang Tionghoa melakukan ritual keagamaan di Gunung Kawi. Perjalanan dari jalan raya Malang-Blitar menuju gunung kawi dibutuhkan waktu sekitar 30 menit, kemudian sobat akan sampai di loket masuk Pasarean Gunung Kawi. Untuk dapat masuk melakukan wisata ziarah di Gunung Kawi, sobat harus membayar tiket sebesar Rp 3.000,00
Wisata Ziarah Dan Mitos Pesugihan Gunung Kawi
Gerbang Masuk Wisata Ziarah Gunung Kawi

Wisata ziarah di Gunung Kawi tak pernah sepi pengunjung terutama pada malam satu suro dan malam jumat legi. Begitu memasuki kawasan gunung kawi, suasana magis begitu kental terasa. Terdapat beberapa tempat petilasan yang digunakan orang-orang untuk bersemedi. Ada dua makam yang cukup terkenal bagi para peziarah di gunung kawi yakni makam Mbah Djoego dan makam Raden Mas Iman Soedjono. Lalu siapakah mereka ini?  Mbah Djoego adalah sebutan lain dari Raden Mas Soeryo Koesoemo. Jika diturut dari silsilahnya, Mbah Djoego ini merupakan buyut dari Paku Buwono 1. Pada zaman dahulu beliau merupakan ulama besar yang mengembara dari Yogyakarta hingga akhirnya berlabuh di Desa Kesamben. Beliau dikenal sebagai pribadi yang suka menolong dan pintar dalam ilmu keagamaan sehingga sangat disegani oleh masyarakat di sekitar Kesamben. Sedangkan Raden Mas Iman Soedjono adalah seorang yang membuka hutan di Gunung kawi untuk mendirikan sebuah padepokan. Beliau juga merupakan murid kesayangan dari Mbah Djoego.
Wisata Ziarah Dan Mitos Pesugihan Gunung Kawi
Makam Mbah Djoego Gunung Kawi

Selain kedua makam tersebut yang merupakan tujuan utama wisata ziarah di gunung kawi, ada beberapa tempat lainya yang juga dianggap memiliki kekuatan magis untuk pesugihan. Tempat-tempat yang digunakan untuk pemujaan di Gunung Kawi diantaranya:
1. Guci Kuno
Dua buah guci kuno yang diletakan di samping kiri pasarean merupakan peninggalan Mbah Djoego. Dulunya guci tersebut digunakan untuk menyimpan air suci untuk pengobatan. Saat ini masyarakat menyebutnya dengan nama janjam, dan mereka meyakini jika meminum air dari guci tersebut dapat membuat awet muda.
2. Padepokan Raden Mas Iman Soedjono
Ditempat ini ada beberapa benda peninggalan miliki Mbah Djoego yang dikeramatkan. Benda-benda tersebut antara lain, bantal dan guling berbahan batang pohon kelapa serta sebuah tombak pusaka.
3. Pohon Dewandaru
Pohon Dewandaru diangaap sebagai pohon keberuntungan. Konon bagi yang ingin mendapatkan kekayaan harus bersemedi dibawah pohon hingga mendapatkan daun atau buah yang jatuh.
Wisata Ziarah Dan Mitos Pesugihan Gunung Kawi
Orang-orang dibawah pohon dewandaru di Gunung Kawi

Gimana sobat percaya dengan mitos-mitos di Gunung Kawi tersebut? Kalau saya sendiri sih sangat amat tidak percaya banget hhe. Karena saya berprinsip untuk mendapatkan apa yang kita inginkan harus diiringi dengan usaha dan kerja keras. Terlepas dari orang-orang yang beruntung, bagi saya keberuntungan akan didapatkan setelah ada usaha. Dan sebagai manusia kita hanya berusaha tetapi Tuhanlah yang menentukan. Berdoalah hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama yang kita yakini. Be Smart!
Thursday, January 9, 2014

Sejarah Walisongo Di Masjid Agung Demak

Sejarah Walisongo Di Masjid Agung Demak- Masjid agung demak adalah salah satu masjid tertua di Indonesia. Didirikan pada tahun 1466 M, membuat masjid ini memiliki nilai historis yang tinggi. Masjid agung demak terdiri dari 2 bagian yaitu bangunan induk dan bangungan serambi. Hingga saat ini masjid agung demak telah mengalami renovasi beberapa kali, namun tetap mempertahankan ciri khasnya yaitu atap yang bersusun tiga serta memiliki 5 buah pintu.
Sejarah Walisongo Di Masjid Agung Demak
masjid agung demak dulu
Masjid Agung Demak terletak di desa kauman demak jawa tengah. Masjid agung demak sangat erat kaitanya dengan sejarah penyebaran agama islam oleh wali songo. Menurut cerita masjid ini digunakan sebagai tempat berdiskusi para walisongo untuk memikirkan metode penyebaran agama islam. Oleh karena itu masjid agung demak dianggap sebagai monumen hidup penyebaran agama islam nusantara. Pembangunan masjid agung demak sendiri terdiri dari 3 tahap. Pada tahun1466 M, masjid ini berupa bangunan pondok pesantren di bawah asuhan sunan ampel. Kemudian pada tahun 1477 M, bangunan tersebut dijadikan sebagai masjid kadipaten glagah wangi demak. Baru pada tahun 1478 M, Raden Patah yang kala itu di daulat sebagai sultan 1 demak memimpin proses renovasi pada masjid bersama para walisongo.
Sejarah Walisongo Di Masjid Agung Demak
masjid agung demak sekarang
Arsitektur dari masjid agung demak ini sangat unik. Apabila masjid sekarang pada umumnya menggunakan kubah, lain halnya dengan masjid agung demak yang tidak memiliki kubah. Atap masjid berbentuk limas yang ditopang oleh 8 tiang atau yang dinamakan saka majapahit. Atap masjid yang terdiri dari 3 susun menggambarkan iman, islam dan ihksan. Pada bangunan induk, terdapat 4 tiang utama atau yang disebut dengan saka guru. Menikmati arsitektur masjid serta berziarah adalah kegiatan yang bisa dilakukan selain beribadah di masjid agung demak.
Sejarah Walisongo Di Masjid Agung Demak
Tiang utama atau saka guru masjid agung demak 
Ketika sobat mulai masuk ke pintu utama, maka sebuah tulisan nogo mulat saliro wangi akan menyambut sobat. Tulisan tersebut bermakna tahun pembuatan masjid yaitu pada tahun 1388 saka atau 1466 M. Dibagian depan masjid terdapat Serambi masjid yang berupa ruangan terbuka. Sebelah kiri terdapat ruangan untuk jemaah putri atau yang disebut pewastren. Berjalan ke samping masjid, ada sebuah ruangan kecil. Ruangan tersebut dijadikan museum untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Didalam kompleks masjid juga terdapat makam dari raja dari kesultanan demak beserta dengan para abdinya. Wisata ziarah maupun religi adalah tema utamanya ketika sobat akan berkunjung ke masjid agung demak ini.