Mendaki Gunung Lawu- 3 Hari Menikmati Sensasi Dinginya Gunung Lawu
2:17 PM |
|Gunung lawu |
Lokasi Gunung Lawu
Gunung Lawu ini memiliki ketinggian 3265 mdpl dan terletak di perbatasan antara provinsi jawa tengah dan provinsi jawa timur. Atau lebih spesifiknya masuk di kabupaten karanganyar dan sebagian masuk ke kabupaten magetan. Di sekitar Gunung Lawu ini juga terdapat beberapa tempat populer diantaranya Telaga sarangan, Tawang mangu, dll. Untuk melakukan pendakian ada 3 jalur pendakian di gunung lawu. Jalur pendakian sebelah selatan terdapat dua jalur yaitu cemoro sewu (magetan) dan cemoro kandang (karanganyar). Sedangkan jalur di sebelah utara yaitu jalur srambang, namun jalur ini jarang dilewati. Sedangkan jalur yang sering digunakan yaitu jalur cemoro sewu karena medannya yang cukup mudah untuk dilalui. Di gunung lawu ini terdapat tiga puncak yaitu hargo dumilah, hargo dalem dan hargo dumiling. Selain pemandanganya yang memukau yang menjadikan unik adalah adanya para pedagang gorengan ataupun nasi pecel di gunung lawu. Bahkan di dekat puncak hargo dumilah ada sebuah warung makan yang sangat populer dikalangan pendaki yaitu warung mbok yem.
Mitos Gunung Lawu
Konon, gunung lawu ini merupakan pusat kegiatan spiritual di tanah jawa,dan ada hubungan erat dengan kraton surakarta maupun kraton yogyakarta. Setiap malam satu suro (kalender jawa) banyak orang yang berbondong-bondong melakukan ritual ataupun untuk berziarah. Jadi ketika sobat mendaki pada malam satu suro jangan heran jika bertemu dengan orang yang membawa peralatan atau memakai pakaian tidak seperti para pendaki pada umumnya. Mereka biasanya akan mengunjungi beberapa tempat yang dianggap sakral. Tempat-tempat tersebut diantaranya: Goa
Sikolong-kolong yang terletak tidak jauh dari Pos V jalur Cemoro
Kandang, Kompleks Hargo Dalem, Sendang Drajat, dan petilasan Bung Karno. Selain itu ada beberapa mitos di gunung lawu baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contohnya ketika dalam perjalanan dilarang mengatakan kesel (lelah), atau dilarang memakai pakaian atau perlengkapan yang berwarna hijau. Nah, jika dilanggar maka diyakini akan menyebabkan kejadian-kejadian yang tak di inginkan. Namun mau percaya atau tidak saya kembalikan ke lagi ke sobat.
PETUALANGAN KE GUNUNG LAWU
Hari Pertama
Ok, petualangan kali ini dimulai dari kota tercinta di yogyakarta. Masih ditemani dengan teman-teman seperjuangan dari salah satu universitas di yogyakarta. Sore itu nampaknya alam tidak begitu bersahabat dengan kita, hujan deras mengguyur yogyakarta. Namun itu tak menyurutkan semangat kita untuk melakukan pendakian di gunung lawu ini. Tepat pukul 17.00 wib kami berangkat dari yogyakarta menyusuri jalan jogja solo yang digenangi oleh air akibat guyuran hujan. Satu jam telah berlalu kami tiba di kawasan klaten, dan berhenti utntuk sholat maghrib. Karena perut mulai keroncongan kami memutuskan untuk makan dulu sebelum melanjutkan perjalanan lagi. Setelah perut terisi kamipun melanjutkan perjalanan lagi, dan alhamdulillah hujan sudah mulai reda. Pukul 20.00 wib kami sampai di solo dan kami tak berhenti memacu kendaraan kami menuju karanganyar (arah tawangmangu). Satu jam kemudian jalanan mulai berkelak kelok dan mulai menanjak. Hawa dingin khas pegunungan mulai terasa. Kamipun masih bersemangat untuk memacu kendaraan hingga menemukan sebuah masjid untuk istirahat sebentar dan sholat isha'. Tak mau berlama-lama kamipun melanjutkan perjalanan melewati jalanan yang cukup menanjak hingga sampai di posko pendakian gunung lawu jalur cemoro sewu yakni sekitar pukul 23.00 wib. Setelah melakukan pendaftaran di posko pendakian kami langsung memulai pendakian. Tak jauh dari posko pendakian tampak di sebelah kiri dan kanan jalan terdapat beberapa tenda,mungkin para pendaki yang baru saja turun. Kurang lebih satu jam berjalan kami tiba di pos I. Dan disana rupanya ada satu kelompok pendaki yang sudah mendirikan tenda. Karena waktu itu sudah jam 00.00 wib kamipun memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam di pos I.
Hari Kedua
"mas gorengannya mas, masih anget" kalimat itu terdengar berulang-ulang hingga membangunkan kami dari tidur yang cukup pulas. Hmm..rupanya ada seorang ibu-ibu yang sedang menawarkan dagangannya. sempet kaget juga sih baru kali ini ada orang jualan di gunung..tapi karena masih terasa ngantuk saya tidak terlalu tertarik untuk membelinya. Pagi itu terik matahari terasa hangat menembus hawa dingin yang menyelimuti pori-pori.Pagi yang indah ditemani sebatang rokok yang tidak henti aku isap..sementara itu temen saya mengeluarkan alat masaknya untuk sarapan. Di pagi yang cerah itu kami mengisi perut kami dengan nasi+mi instan+ agar-agar. Saya rasa itu sudah cukup memberikan energi untuk melanjutkan lagi. Tak ingin tergesa-gesa kami bersantai dulu menikmati pemandangan di pos I yang cukup menyegarkan. Tak lama kemudian nampaknya kelompok pendaki yang mendirikan tenda disebalah tadi sudah mulai packing untuk turun lagi. Rupanya mereka hanya menunggu teman-temannya yang dari puncak dan mereka hanya melakukan perndakian sampai di pos I. Pukul 11.00 WIB kami mulai packing barang-barang kami siap untuk melanjutkan perjalanan lagi. Pada waktu itu banyak sekali para pendaki yang turun dan hanya segelintir orang yang akan naik ke puncak. Dari pos I ini perjalanan dilanjutkan menuju pos II yang kurang lebih memerlukan waktu 2 jam. Dari pos I hingga pos II jalurnya cukup ngetrack namun cukup mudah untuk dilalui.sampai di pos II kami istirahat dahulu untuk minum dan berfoto-foto. Setelah badan segar kembali, kami mulai berjalan menuju pos III dan pos IV. Dari pos II hingga pos IV dibutuhkan waktu perjalanan 2 jam, jalurnya hampir sama dengan sebelumnya namun lebih nanjak. Sampai di pos IV hari sudah sore dan angin mulai kencang dan hawa dinginnya mulai menusuk tulang. Kamipun berhenti dan mulai membuat perapian, namun hawa dinginnya semakin menjadi-jadi..rasanya tu kaya ketika kita dalam keadaan bugil kemudian dimasukan ke dalam kulkas..dan ternyata kulkas itu dimasukan lagi ke dalam kulkas..hahaa gak usah dibayangin deh..pokoknya dingin banget. Pukul 19.00 kami melanjutkan perjalanan kembali dan berencana mendirikan tenda didekat puncak, agar paginya bisa langsung melihat sunrise. Perjalanan dilanjutkan menuju pos V dengan waktu setengah jam. Kabutpun mulai menyelimuti malam itu, hingga kami tak melihat jalur yang sebenarnya. Dan akhirnya aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang... apasehh? hahaa.. yah.. malam itu karena kabut mulai menebal kami tersesat disalah satu puncak dan hampir saja masuk jurang. Karena merasa kondisi sudah tidak memungkinkan lagi kamipun turun lagi dari puncak yang awalnya kami kira itu adalah puncak hargo dumilah. Kamipun mulai mendirikan tenda untuk bermalam, yang saat itu kamipun tak tau sedang berada dimana. Dan akhirnya kami beristirahat dan perjalanan akan dilanjutkan esok hari pukul 03.00 karena ingin mengejar sunrise di puncak.
pos I- makan dulu... |
sampai di Pos III |
Hari Ketiga
Niat awal ingin mengejar sunrise, tapi pagi itu gagal semuanya...karena kami semua bangun pukul 10.00 hhaa...Namun setelah melihat keluar ternyata kabut masih menyelimuti walaupun gak begitu tebal.. jadi gak begitu meyesal...Sebelum summit attack kami mengisi tenaga dulu dengan nasi+telur goreng ..setelah semua siap kami mulai berjalan dan akhirnya menemukan jalur yang sebenarnya. Ternyata akibat kabut semalam kami melenceng jauh dari jalur pendakian yang sebenarnya. Tak lama kemudian kami tiba di sendang drajat. Sendang drajat merupakan sebuah mata air yang menurut cerita meskipun airnya diambil terus menerus tidak akan habis. Air disini sangat jernih jadi langsung bisa di minum. Disamping sendang drajat tersebut dibangun sebuah toilet umum. Setelah menikmati kesegaran dari air di sendang drajat kami melanjutkan perjalanan menuju puncak hargo dumilah. Sekitar pukul 12.00 kami tiba di puncak hargo dumilah, semua rasa lelah terbayar dengan kepuasan dan keindahan yang disuguhkan oleh gunung lawu ini..Setelah puas berfoto-foto kami turun lagi menuju tenda yang kami tinggalkan. Setelah selesai packing kami langsung turun menuju posko pendakian. Dan akhirnya pukul 18.00 kami sampai juga di posko pendakian. Karena di kawasan gunung lawu ini terkenal dengan sate kelincinya, kamipun langsung mencobanya. Setelah kenyang kami langsung pulang menuju yogyakarta. Baca cerita saat mencicipi sate landak disini.
Sendang Drajat |
Akrinya sampai puncak |
saya dan teman-teman |
Demikianlah petualangan saya 3 hari menikmati sensasi dinginnya gunung lawu. Gunung lawu memang gunung yang cukup unik dibanding lainya selain dinginya yang menusuk tulang adanya para pedagang di jalur pendakian membuat petualangan kali ini cukup mengesankan.
0 komentar:
Post a Comment