Showing posts with label pendakian. Show all posts
Showing posts with label pendakian. Show all posts
Friday, July 11, 2014

Cerita Pendakian Gunung Sindoro Jalur Kledung (bagian 2)

Ini adalah kelanjutan dari Cerita Pendakian Gunung Sindoro Jalur Kledung (bagian 1). Pukul 10 keesokan harinya, sinar mentari yang mulai terasa panas membangunkanku. Gunung sumbing terlihat begitu kokoh, gunung merbabu dan ungaran terlihat dari kejauhan sungguh pemandangan yang memukau. Karena perut sudah mulai keroncongan, maka kamipun segera memasak. Namun gw Cuma nonton saja, karena gak pantai soal masak-memasak haha.. Waktu itu kami masak nasi,telur ,tempe sama tumis kacang panjang. Meski sederhana tapi terasa begitu nikmat. Satu hari itu kami gunakan untuk istirahat saja, baru keesokan harinya summit attack. Pukul 5 sore kami semua sudah tidur kembali, karena jam 2 dini hari nanti akan melanjutkan perjalanan menuju puncak. Namun kenyataanya kami tidak bisa tidur dengan nyenyak. Terdengar suara aneh dari luar tenda. Karena penasaran gwpun mencoba melihat keluar. Dan ternyata beberapa ekor babi hutan sedang mencari sisa-sisa makanan. Sumpah baru kali ini gw liat babi hutan saat pendakian.
gunung sumbing dari pos III sindoro
gunung sumbing dari pos III sindoro

Pemandangan dari watu tatah
Pemandangan dari watu tatah
Pukul 2 dini hari kami semua sudah bangun untuk packing. Karena takut ada pencurian, maka semua barang tidak ada yang ditinggal.Saat itu kami bersama dengan lima orang pendai lainya yang juga akan menuju puncak gunung sindoro. Tak disangka perjalanan dari pos III ini cukup berat. Jalanya yang berbatu dengan ketinggian sampai setengah meter, memang cukup melelahkan. Seteah melewati hutan lamtoro pertama, kami tiba di watu tatah. Saat itu nampaknya matahari sudah mau terbit sehingga kami memutuskan untuk beristirahat sambil menikmati keindahan sunrise. Subhanallah… benar-benar pemandangan yang mengagumkan. Tepat didepan gw berdiri kokoh gunung sumbing, dari ujung timur sang mentari malu-malu untuk menampakan sinarnya. Beberapa gunung lain juga terlihat seperti gunung ungaran, merbabu, merapi dan lawu. Tak lupa satu persatu dari kami mengabadikan moment-moment menakjubkan tersebut. Di pos watu tatah ini kami bertemu dengan pendaki asal semarang yang sedang menunggu temanya dari puncak. Karena dia hanya tunggu tenda saja, maka kami menitipkan barang bawaan disini. Perjalanan dilanjutkan menuju hutan lamptoro 2, padang edelweiss dan puncak yang memakan waktu 1,5 jam. Saat berada di padang edelweiss gw bertemu dengan bapak-bapak yang membawa bunga edelweiss untuk dibawa turun. “dileboke tas wae ngko ndak konangan” seru bapak itu kepada bapak yang satunya yang artinya kurang lebih dimasukan kedalam tas saja nanti ketahuan. Sangat disayangkan memang, bunga edelweiss yang dilindungi justru malah dipetik apalagi untuk diperjual belikan. 

Akhirnya pendakian gunung sindoro ini sampai juga dipuncak. Disana ternyata sudah banyak orang yang sudah sampai. Bau belerang dari kawah sangat menyengat sehingga sebaiknya jangan berlama-lama disini. Kamipun hanya berfoto-foto dan menikmati sejenak pemandangan disini. Sebenarnya juga bisa untuk turun ke kawahnya namun sangat beresiko sehingga lebih baik jangan. Jika sobat masih mempunyai tenaga lebih, bisa keliling kawah yang kira-kira butuh waktu 1 jam. Setelah puas berfoto-foto kamipun segera turun kembali. Saat itu kami putuskan untuk langsung turun menuju basecamp pendakian gunung sindoro.
gw dan keempat teman gw sampai puncak gunung sindoro
gw dan keempat teman gw sampai puncak gunung sindoro

kawah gunung sindoro
kawah gunung sindoro

Demikianlah cerita pendakian Gunung Sindoro. Sebuah pendakian yang cukup melelahkan namun tetap mengesankan. Karena gw ada acara maka sesampainya di basecamp langsung pulang, sedangkan keempat teman saya melanjutkan ke gunung sumbing bergabung dengan teman-teman lainya yang akan melakukan pendakian di gunung sumbing. 

Cerita Pendakian Gunung Sindoro Jalur Kledung (bagian 1)

Hai…hai… kali ini saya mau cerita tentang pendakian gw yang entah sudah keberapa kalinya. Terakhir kali naik pada januari lalu di Merbabu. Nggak tau kenapa pendakian kali ini terasa begitu melelahkan. Padahal jalurnya jauh lebih pendek dibanding dengan jalur pendakian semeru. Mungkin karena gw jarang olah raga kali ya. Ya hampir 5 bulan terakhir ini cm gw habisin di depan komputer. Selain ngrusin blog tercinta ini juga lagi nyelesain skrip shit.. hahaa maklumlah mahasiswa semester tua. Lama tidak berkelana akhirnya kangen juga suasana di pegunungan. Awalnya sih mau ke arjuna welirang tapi kagak jadi, trus mau ke gede pangrango tapi kata temen gw persyaratan ribet dan retribusinya agak mahal. Akhirnya diputuskan untuk melakukan pendakian di Gunung Sindoro. Rencana awal berjumlah 6 orang, tapi satu temen gw kagak jadi. Dan akhirnya kami berangkat untuk melakukan pendakian di Gunung Sindoro dengan jumlah 5 orang. So, lets follow this story...
 Pendakian Gunung Sindoro

Gunung sindoro merupakan gunung yang terletak di perbatasan wonosobo dan temangung. Gunung yang memiliki ketinggian 3150 mdpl ini sering disebut gunung kembar karena letaknya dekat dengan gunung sumbing. Kalau sobat pernah melintas di jalan raya temanggung- wonosobo maka akan terlihat 2 gunung disebelah kanan adalah gunung sindoro dan sebelah kiri adalah gunung sumbing. Gunung sindoro bisa dikatakan sebagai gunung gersang karena disini tidak banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, serta tidak memiliki sumber air. Jadi jika sobat ingin melakukan pendakian di gunung sindoro maka sebaiknya membawa persedian air yang banyak. Gunung Sindoro sebanarnya memiliki 2 jalur pendakian yakni jalur sigedang dan jalur kledung. Jalur sigedang jalurnya cukup terjal dan  jauh, jadi kami putuskan untuk melalui jalur kledung.

Setelah semua anggota yang akan melakukan pendakian Gunung Sindoro terkumpul, kami segera berangkat dari Kota Yogyakarta menggunakan sepeda motor. Saat itu kira-kira pukul 5.30 sore, kami memacu kendaraan kami dari Yogyakarta melalui jl Magelang kemudian setelah sampai di pertigaan secang ambil kekiri melalui temanggung hingga akhirnya sampai di basecamp pendakian Gunung Sindoro yang letaknya di dekat jalan raya. Di tengah perjalanan kami berhenti untuk makan terlebih dahulu, kalau tidak salah saat itu di dekat alun-alun temanggung. Pukul 21.00 kami tiba di basecamp dan kemudian langsung mendaftar serta membayar biaya retribusi. Kami tidak langsung melaukan pendakian, tapi beristirahat sejenak sambil nunggu temanya teman gw yang telah melakukan pendakian beberapa hari sebelumnya. Tak lama kemudian temenya temen gw yang jumlahnya 3 orang sampai di basecamp dengan raut wajah yang nampaknya kelelahan. Setelah ngobrol-gobrol sebentar kami meminta mereka untuk mengantarkan menggunakan sepeda motor sampai di pos 1. Ya perlu diketahui dari basecamp sampai di pos 1 gunung sindoro ini cukup jauh melewati rumah penduduk dan ladang. Bahkan disana terdapat banyak ojek motor yang siap mengantarkan dari basecamp menuju pos 1 atau sebaliknya dengan biaya Rp 10.000,-.

Hawa dingin begitu terasa menusuk , saat gw melepas jaket. Meskipun dingin tapi ketika jalan nanti pasti terasa panas kalau tidak dilepas, oleh karena itu gw lebih memilih hanya memakai kaos saja. Lampu senter sudah digenggam, kamipun memulai pendakian di Gunung Sindoro. Perjalanan dari pos 1 ke pos 2 ini tidak begitu berat karena jalanya cukup landai. Butuh waktu 1 jam untuk kami sampai di pos 2. Disana kami bertemu dengan pendaki lain yang sedang beristirahat. Tak lebih dari 10 menit beristiraha kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3 yang rencananya akan mendirikan tenda disana. Jalur pendakian dari pos II menuju pos III ini terbilang lebih terjal dari sebelumnya, ditambah lagi jalanya yang berbatu. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pos III ini sekitar dua jaman. Dan ternyata di pos III sudah dipenuhi tenda-tenda milik pendaki lain yang sudah sampai terlebih dahulu. Di pos 3 ini tempatnya memang cukup luas, sehingga para pendaki kebanyakan mendirikan tenda disini. Namun disarankan jika nanti sobat akan menuju puncak jangan pernah meninggalkan apapun di Pos 3 Gunung Sindoro karena rawan pencurian. Beberapa kali telah terjadi tenda milik pendaki di sobek dan semua yang ada di dalamnya diambil. Kami akhirnya memilih mendirikan tepat diatas pos III meski kondisi tanahnya agak miring. Karena waktu itu sudah jam 2 dini hari, maka setelah mendirikan tenda kami langsung tidur. Cerita selanjutnya bisa dibaca di Cerita Pendakian Gunung Sindoro (bagian 2)
Friday, January 24, 2014

Inilah Gunung Di jawa Untuk Pendaki Pemula

Gunung Untuk Pendaki Pemula- Mendaki gunung adalah kegiatan yang mengasikan sekaligus beresiko. Pengetahuan seperti survival, manajemen perjalanan, dan lainya perlu dimiliki oleh setiap pendaki. Bagi sobat yang tertarik untuk melakukan pendakian namun sebelumnya belum pernah mendaki gunung, sebaiknya pilihlah gunung yang memiliki jalur tidak terlalu terjal dan dengan ketinggian yang rendah. Gunung-gunung seperti gunung semeru, gunung slamet, gunung sindoro sangat tidak cocok untuk pendaki pemula. Berikut ini adalah daftar gunung di pulau jawa untuk pendaki pemula.
Inilah Gunung Di jawa Untuk Pendaki Pemula
gunung papandayan untuk pendaki pemula

Gunung Untuk Pendaki Pemula Di Pulau Jawa:
1. Gunung Papandayan
Gunung papandayan terletak di kabupaten garut jawa barat. Dengan ketinggianya yang hanya 2.665 mdpl membuat gunung ini cocok untuk para pendaki pemula. Di gunung papandayan anda bisa pondok selada ataupun di tegal alun. Yang menarik di gunung papandayan ini adalah adanya hutan mati yang dipenuhi pohon tanpa daun.
2. Gunung Gede Pangrango
Gunung Gede Pangrango terletak di 3 wilayah yaitu bogor, cianjur dan sukabumi. Gunung Gede memiliki ketinggian 2.958 mdpl. Di sepanjang jalur pendakian sobat akan menemukan tempat-temat menarik seperti Telaga Biru, Air Terjun Cibeureum, air panas dan alun alun surya kencana. Nah, dialun alun surya kencana ini sobat akan menemukan ribuan pohon edelweis. 
3. Gunung Ungaran
Gunung Ungaran ini terletak di tengah kota ungaran yang merupakan pusat pemerintahan kabupaten semarang. Di lereng gunung ungaran juga terdapat tempat-tempat menarik yang bisa sobat kunjungi. Tempat-tempat tersebut diantaranya candi gedong songo, umbul sidomukti, dan juga curug benowo. Gunung Ungaran memiliki ketinggian 2.050 mdpl dan memilki 3 puncak sejajar yaitu botak, gendol dan ungaran.
4. Gunung Ijen
Gunung ijen terletak diujung timur pulau jawa yaitu di kabupaten banyuwangi. Keindahan dari gunung ijen terletak di kawahnya yang juga bernama kawah ijen. Angka PH atau derajat keasaman di kawah ijen bisa mencapai 0 sehingga kawah ini bisa melarutkan tubuh manusia. Namun dibalik itu kawah ini menyimpan pesona yang luar biasa indahnya. Bukan hanya pendaki pemula saja namun pendaki profesionalpun tak mau ketinggalan untuk menikmati indahnya kawah ijen. Gunung ijen memiliki ketinggian 2443 mdpl.
Terletak di perbatasan jawa tengah dan jawa timur, gunung lawu terletak di dua wilayah yaitu kabupaten karanganyar dan kabupaten magetan. Jalur cemoro sewu mungkin adalah pilihan yang tepat untuk pendaki pemula. Disepanjang jalur cemoro sewu batu-batu sudah tersusun hingga membentuk seperti tangga sehingga memudahkan pendaki. Uniknya di bawah puncak ada sebuah warung yang menjajakan aneka makanan. Warung milik mbok yem tersebut sudah sangat populer dikalangan pendaki gunung. Gunung lawu cukup tinggi yaitu 3.265 mdpl dan memiliki 3 puncak yaitu hargo dumilah, hargo dalem dan hargo dumiling. Ketika malam satu suro tiba maka gunung lawu dipenuhi oleh masyarakat setempat untuk melakukan ziarah. 

Itulah kelima gunung dijawa yang cocok untuk pendaki pemula. Namun demikian mendaki gunung adalah kegiatan yang cukup beresiko untuk itu sebelum mendaki gunung persiapkanlah segala sesuatunya secara matang. Sebagai pendaki pemula patuhilah kode etik pendaki gunung dan jadilah pendaki gunung yang bertanggung jawab.

Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo

Petualanganku-Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo-Tiit..titt..titt…titiit… sore itu nampaknya ada sms masuk di hp saya. Tu sms bunyinya gini “merbabu yuh, lewat jalur selo” . Ternyata salah satu teman saya ngajak naik lagi ke gunung merbabu. Hmm tanpa pikir panjang sayapun langsung mengiyakan ajakan teman saya tersebut. Setelah sebelumnya naik ke puncak tertinggi di pulau jawa di gunung semeru, praktis belum lagi melakukan pendakian. Sebetulnya ini adalah pendakian kedua saya di gunung merbabu, namun pada pendakian saya sebelumnya melalui jalur wekas.
Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
gunung merbabu
Jumat sore waktu itu langit Nampak redup, sang mentaripun enggan menampakan batang hidungnya. Dua puncak bersaudara (baca: merapi & merbabu) yang biasanya terlihatpun tak terlihat karena tertutup awan hitam. Seolah tak peduli dengan keadaan tesebut saya tetap memacu motor saya dari rumah menuju kampus untuk berkumpul dengan teman-teman yang lain. Sesampainya di kampus, ternyata belum semuanya berkumpul, sehingga kami masih menunggu teman kami yang lain.

Dua jam telah berlalu, nampaknya Allah merestui perjalanan kami. Awan mendung yang semula berada diatas jogja tak jadi berubah menjadi tetesan air hujan. Begitu pula dengan awan hitam yang menutupi dua gunung bersaudara di sisi utara yang hilang tersapu angin. Dua puncak gunung merapi dan merbabu terlihat begitu jelas seolah memberikan pesan pada kami agar segara menapak di punggungnya. Pukul 15.00 WIB kami yang berjumlah enam orang memulai perjalanan menuju pos/ basecamp pendakian di Selo. Di tengah perjalanan kami berhenti disebuah warung yang menyajikan aneka makanan. Ya.. agar nantinya dalam pendakian tidak kekurangan tenaga, kami mengisi bahan bakar terlebih dahulu. Tak lama kemudian kamipun melanjutkan perjalanan kembali. Dengan melewati jalan yang berkelak-kelok dan diselimuti hawa dingin khas pegunungan akhirnya kami tiba di pos pendakian gunung merbabu jalur selo sekitar pukul 18.00 wib.
Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
basecamp gunung merbabu jalur selo
Setelah melakuan pembayaran biaya retribusi gunung merbabu dan uang parkir yang totalnya sebesar Rp 7.000,00 /orang kamipun memulai pendakian di gunung merbabu. Perjalanan dimulai dengan melewati jalan yang lumayan besar dengan beberapa rumah warga di kanan dan kirinya. Setapak demi setapak kami lalui dengan penuh semangat. Dengan headlamp terpasang dikepala, saya berada di paling belakang waktu itu. Jalan dari basecamp ini masih landai hanya sesekali melewati tanjakan. Satu jam telah berlalu, kamipun tiba dipos I yaitu pos dok malang. Disana kami bertemu dengan pendaki lainya yang sedang beristirahat. Setelah berkenalan satu persatu dengan mereka kami melanjutkan perjalanan kembali untuk menuju di pos II.

Malam itu langit begitu cerah, ribuan bintang dilangitpun menjadi saksi perjalanan kami. Sinar rembulan menjadikan suasana dimalam itu tak lagi mencekam. Sebelum mencapai di pos II kami harus melewati tanjakan yang lumayan terjal. Di beberapa sisi terlihat lubang-lubang yang digenangi oleh air akibat hujan sebelumnya sehingga membuat kami harus ekstra hati-hati. Dan akhirnya kejadian yang tidak diinginkanpun terjadi ketika salah satu teman kami kakinya terpeleset dan masuk kedalam lubang tersebut. Namun untungnya kejadian itu tidak menimbulkan masalah yang serius. Perjalanan kami akhirnya tiba disebuah tempat yang cukup luas, disana sudah terdapat beberapa tenda yang berdiri. Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan kamipun istirahat sejenak di tempat tersebut  yang ternyata adalah pos II. Hawa dinginpun sesekali datang bersama hembusan angin malam. Lama-kelamaan tubuhpun terasa dingin karena tidak bergerak, sehingga membuat kami tak betah untuk berlama-lama berdiam diri.

Rencana awal kami ingin mendirikan tenda disini, namun melihat tempat tersebut yang begitu luas tanpa ada pepohonan dikanan dan kiri kamipun memutuskan untuk mencari tempat lain. Tempat-tempat yang luas tanpa ada pepohonan sangat rawan jika ada angin besar atau badai yang datang. Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan melewati tanjakan yang lebih curam dari sebelumnya. Ditengah tanjakan kami menemukan sebuah memoriam dari pendaki yang tewas melewati jalur tersebut. Dengan berpegangan ranting dan akar pohon di kanan dan kiri jalan saya mencoba melangkahkan kaki sedikit demi sedikit berjalan keatas. Kalau dibandingkan dengan jalur wekas, jalur selo ini lebih enak karena banyak yang landai hanya beberapa kali saja melewati tanjakan. Sedangkan di jalur wekas dari basecamp hingga puncak relatif nanjak terus. Namun demikian di pos 2 jalur wekas kita bisa menemukan sumber air, sedangkan di jalur selo ini tidak ada sumber air.

Ribuan langkah telah kami lalui melewati beberapa tanjakan yang curam serta berselimut dinginya malam hingga akhirnya kami tiba di pos IV atau sabana I. Butuh waktu sekitar 4,5 jam perjalanan dari basecamp hingga pos IV merbabu atau sabana I. Karena sebagian besar dari kami sudah cukup kelelahan dan jam sudah menunjukan pukul 23.30 WIB kami memutuskan untuk bermalam disini. Kami mendirikan tenda disebelah rimbunya pepohonan untuk berlindung dari sapuan angin. Setelah memasukan semua barang kamipun semua masuk kedalam tenda hingga satu persatu dari kami mulai memejamkan mata.

Sabtu pukul 08.00 wib tenda kami berasa "dioyak-oyak". Badai yang lumayan besar disertai kabut menghampiri pos sabana I tempat kami ngecamp. Semua yang ada disitupun berlindung didalam tenda. Setelah badai lumayan reda, saya coba keluar melihat situasi disekitar. Ternyata ada satu tenda yang roboh akibat sapuan badai tadi. Karena sampai sore hari, badai juga tak kunjung reda, kami menunda untuk melanjutkan perjalanan hingga esok harinya.
Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
sabana 1 gunung merbabu
Pada keesokan harinya beberapa pendaki mulai berdatangan. Suasana di pos sabana 1 pun menjadi ramai waktu itu. Sekitar pukul 10.00  wib cuaca mulai cerah, disisi selatan terlihat gunung merapi yang kokoh berdiri sedangkan disisi barat Nampak si gunung kembar sumbing dan sindoro. Kelima teman saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak, sedangkan saya sepertinya sudah tidak terlalu terobsesi lagi untuk kepuncak karena sebelumnya ketika melewati jalur wekas  saya sudah sampai ke puncak merbabu. Jadi saya memutuskan untuk tinggal di tenda saja.

Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
sabana 1 gunung merbabu
Tidak sampai 3 jam kelima teman saya yang mau ke puncak merbabu sudah kembali lagi di pos sabana 1. Ternyata mereka tidak sampai di pos sabana III , karena badai yang lebih besar datang lagi. Mereka memutuskan untuk balik karena jika diteruskan cukup berbahaya. Setelah makan siang kami semua packing untuk persiapan turun. Pukul 15.00 wib kami semua turun dari sabana I untuk menuju basecamp merbabu. Perjalanan turunpun cukup menyulitkan karena jalan jadi licin akibat diguyur hujan. Kejadian lucupun terjadi ketika saya terpeleset ditengah perjalanan sehingga membuat pakaian saya dipenuhi lumpur. Butuh waktu sekitar 3 jam untuk mencapai basecamp. Sesampainya di basecamp kami langsung membersihkan badan dan dilanjutkan perjalanan menuju jogja.
Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
perjalanan turun menuju basecamp merbabu

Dan akhirnya cerita pendakian di gunung merbabu ini selesai sudah. Meskipun pendakian kali ini tidak sampai di puncak, namun sudah cukup mengasikan untuk mengisi liburan. Jika dibandingkan dengan jalur wekas jalur selo ini memiliki view yang lebih bagus. Di sabana I sebenarnya jika cuaca cerah sudah bisa melihat sunrise. Selain itu gunung-gunung lain seperti merapi, lawu, sumbing dan sindoro juga terlihat dari sabana I. Namun sangat disayangkan disepanjang jalur selo merbabu ini dipenuhi sampah akibat ulah para pendaki yang tidak bertanggung jawab. Marilah jadi pendaki yang cerdas dan pendaki yang peduli dengan alam. Sayangilah alammu seperti engkau menyayangi ibumu !

>>baca juga pendakian saya lainya yakni di gunung merapi.
Thursday, January 23, 2014

Cara Packing Untuk Naik Gunung Yang Benar

Cara Packing Untuk Naik Gunung Yang Benar- Seperti yang selalu saya katakan, bahwa mendaki gunung perlu pengetahuan yang cukup dan persiapan yang matang. Salah satu hal yang harus diketahui oleh para pendaki adalah cara packing barang kedalam tas gunung atau yang biasa disebut tas carrier dengan benar. Apabila dalam packing barang-barang bawaan kedalam tas carrier salah, maka bisa menyebabkan tas menjadi berat atau juga tas menjadi tidak seimbang. Jika hal tersebut terjadi tentu akibatnya akan membahayakan si pendaki itu sendiri. 

Cara Packing Tas Untuk Naik Gunung Yang Benar
Ilustrasi Packing Barang Untuk Naik Gunung
Jadi dalam packing barang bawaan ke dalam tas gunung atau tas carrier harus benar-benar diperhatikan. Dibawah ini adalah cara atau teknik dalam melakukan packing ketika akan naik gunung yang benar.
1. Lapisi Tas Gunung/Carrier Dengan Trash Bag
Sebelum memasukan barang-barang ke dalam tas, sebaiknya gunakan trash bag untuk melindungi semua barang bawaan dari air. Setiap tas kebanyakan memang sudah dilengkapi dengan cover bag, namun jika intensitas hujan terlalu tinggi bisa saja air masuk kedalam tas. Oleh karena itu agar barang bawaan benar-benar aman dari air, maka gunakanlah trash bag.

2.Gunakan Matras Sebagai frame
Ada sebagian orang yang meletakan matras diluar tas. Namun alangkah baiknya matras tersebut diletakan melingkar didalam tas sebagai frame. Dengan diletakan didalam tas, maka akan membentuk tas menjadi lebih rapi dan tegak. Selain itu akan memudahkan dalam menyusun barang-barang ke dalam tas.
3. Jangan Meletakan Barang Terberat Di Bagian Paling Bawah
Apabila barang terberat diletakan di bagian paling bawah dari tas, maka tas menjadi lebih berat. Oleh karena itu barang bawaan seperti air usahakanlah paling tidak diletakan di tengah.

4. Urutkan Barang Sesuai Dengan Tingkat Kebutuhanya
Dalam packing barang untuk naik gunung maka barang yang jarang digunakan seperti baju ganti atau sleeping bag letakkanlah di paling bawah. Sedangkan barang yang biasanya digunakan sewaktu-waktu seperti mantel diletakan di paling atas. Hal tersebut sangat beralasan, bayangkan saja jika hujan tiba-tiba datang sedangkan mantel berada dipaling bawah, maka sobat harus membongkar semua barang. Kalau saya sendiri biasaya menempatkan baju ganti dan sleeping bag dipaling bawah, kemudian air, alat masak dan logistik berada diatasnya. Setelah itu baru barang-barang seperti mantel, alat penerangan, P3K berada di paling atas.

5. Tas Harus Seimbang
Barang-barang yang dimasukan kedalam tas, harus ditata sedemikian rupa sehingga tas menjadi seimbang. Kondisi tas yang tidak seimbang, akan membahayakan pendaki saat melewati jalur yang terlalu terjal ataupun yang dekat dengan jurang. Cara menentukan tas carrier seimbang atau tidak adalah tas tersebut harus bisa berdiri tanpa disandarkan. Kemudian berilah sedikit pukulan pada tas, jika tas roboh maka tas tersebut belum seimbang.
6. Jangan Biarkan Ruang Kosong
Barang-barang yang memiliki ruang seperti toples atau gelas jangan dibiarkan kosong. Isilah barang-barang tersebut dengan barang lainya seperti roti, mie instan atau lainya.

Cara Packing Tas Gunung Yang Benar
Cara Packing Untuk Naik Gunung Yang Benar

Setidaknya ada 6 cara packing untuk naik gunung yang benar. Dengan memperhatikan cara packing yang benar setidaknya bisa mengurangi resiko saat naik gunung. Ketika akan naik gunung jangan pernah menyepelekan hal-hal sekecil apapun. Alam bisa saja menjadi sahabat bagi kita, tapi alam juga bisa membunuh kita sewaktu-waktu. Baca juga tips saat tersesat digunung.