Cerita Pendakian Gunung Sindoro Jalur Kledung (bagian 2)

shares |

Ini adalah kelanjutan dari Cerita Pendakian Gunung Sindoro Jalur Kledung (bagian 1). Pukul 10 keesokan harinya, sinar mentari yang mulai terasa panas membangunkanku. Gunung sumbing terlihat begitu kokoh, gunung merbabu dan ungaran terlihat dari kejauhan sungguh pemandangan yang memukau. Karena perut sudah mulai keroncongan, maka kamipun segera memasak. Namun gw Cuma nonton saja, karena gak pantai soal masak-memasak haha.. Waktu itu kami masak nasi,telur ,tempe sama tumis kacang panjang. Meski sederhana tapi terasa begitu nikmat. Satu hari itu kami gunakan untuk istirahat saja, baru keesokan harinya summit attack. Pukul 5 sore kami semua sudah tidur kembali, karena jam 2 dini hari nanti akan melanjutkan perjalanan menuju puncak. Namun kenyataanya kami tidak bisa tidur dengan nyenyak. Terdengar suara aneh dari luar tenda. Karena penasaran gwpun mencoba melihat keluar. Dan ternyata beberapa ekor babi hutan sedang mencari sisa-sisa makanan. Sumpah baru kali ini gw liat babi hutan saat pendakian.
gunung sumbing dari pos III sindoro
gunung sumbing dari pos III sindoro

Pemandangan dari watu tatah
Pemandangan dari watu tatah
Pukul 2 dini hari kami semua sudah bangun untuk packing. Karena takut ada pencurian, maka semua barang tidak ada yang ditinggal.Saat itu kami bersama dengan lima orang pendai lainya yang juga akan menuju puncak gunung sindoro. Tak disangka perjalanan dari pos III ini cukup berat. Jalanya yang berbatu dengan ketinggian sampai setengah meter, memang cukup melelahkan. Seteah melewati hutan lamtoro pertama, kami tiba di watu tatah. Saat itu nampaknya matahari sudah mau terbit sehingga kami memutuskan untuk beristirahat sambil menikmati keindahan sunrise. Subhanallah… benar-benar pemandangan yang mengagumkan. Tepat didepan gw berdiri kokoh gunung sumbing, dari ujung timur sang mentari malu-malu untuk menampakan sinarnya. Beberapa gunung lain juga terlihat seperti gunung ungaran, merbabu, merapi dan lawu. Tak lupa satu persatu dari kami mengabadikan moment-moment menakjubkan tersebut. Di pos watu tatah ini kami bertemu dengan pendaki asal semarang yang sedang menunggu temanya dari puncak. Karena dia hanya tunggu tenda saja, maka kami menitipkan barang bawaan disini. Perjalanan dilanjutkan menuju hutan lamptoro 2, padang edelweiss dan puncak yang memakan waktu 1,5 jam. Saat berada di padang edelweiss gw bertemu dengan bapak-bapak yang membawa bunga edelweiss untuk dibawa turun. “dileboke tas wae ngko ndak konangan” seru bapak itu kepada bapak yang satunya yang artinya kurang lebih dimasukan kedalam tas saja nanti ketahuan. Sangat disayangkan memang, bunga edelweiss yang dilindungi justru malah dipetik apalagi untuk diperjual belikan. 

Akhirnya pendakian gunung sindoro ini sampai juga dipuncak. Disana ternyata sudah banyak orang yang sudah sampai. Bau belerang dari kawah sangat menyengat sehingga sebaiknya jangan berlama-lama disini. Kamipun hanya berfoto-foto dan menikmati sejenak pemandangan disini. Sebenarnya juga bisa untuk turun ke kawahnya namun sangat beresiko sehingga lebih baik jangan. Jika sobat masih mempunyai tenaga lebih, bisa keliling kawah yang kira-kira butuh waktu 1 jam. Setelah puas berfoto-foto kamipun segera turun kembali. Saat itu kami putuskan untuk langsung turun menuju basecamp pendakian gunung sindoro.
gw dan keempat teman gw sampai puncak gunung sindoro
gw dan keempat teman gw sampai puncak gunung sindoro

kawah gunung sindoro
kawah gunung sindoro

Demikianlah cerita pendakian Gunung Sindoro. Sebuah pendakian yang cukup melelahkan namun tetap mengesankan. Karena gw ada acara maka sesampainya di basecamp langsung pulang, sedangkan keempat teman saya melanjutkan ke gunung sumbing bergabung dengan teman-teman lainya yang akan melakukan pendakian di gunung sumbing. 

Related Posts

0 komentar:

Post a Comment