Showing posts with label petualanganku. Show all posts
Showing posts with label petualanganku. Show all posts
Friday, July 11, 2014

Cerita Pendakian Gunung Sindoro Jalur Kledung (bagian 2)

Ini adalah kelanjutan dari Cerita Pendakian Gunung Sindoro Jalur Kledung (bagian 1). Pukul 10 keesokan harinya, sinar mentari yang mulai terasa panas membangunkanku. Gunung sumbing terlihat begitu kokoh, gunung merbabu dan ungaran terlihat dari kejauhan sungguh pemandangan yang memukau. Karena perut sudah mulai keroncongan, maka kamipun segera memasak. Namun gw Cuma nonton saja, karena gak pantai soal masak-memasak haha.. Waktu itu kami masak nasi,telur ,tempe sama tumis kacang panjang. Meski sederhana tapi terasa begitu nikmat. Satu hari itu kami gunakan untuk istirahat saja, baru keesokan harinya summit attack. Pukul 5 sore kami semua sudah tidur kembali, karena jam 2 dini hari nanti akan melanjutkan perjalanan menuju puncak. Namun kenyataanya kami tidak bisa tidur dengan nyenyak. Terdengar suara aneh dari luar tenda. Karena penasaran gwpun mencoba melihat keluar. Dan ternyata beberapa ekor babi hutan sedang mencari sisa-sisa makanan. Sumpah baru kali ini gw liat babi hutan saat pendakian.
gunung sumbing dari pos III sindoro
gunung sumbing dari pos III sindoro

Pemandangan dari watu tatah
Pemandangan dari watu tatah
Pukul 2 dini hari kami semua sudah bangun untuk packing. Karena takut ada pencurian, maka semua barang tidak ada yang ditinggal.Saat itu kami bersama dengan lima orang pendai lainya yang juga akan menuju puncak gunung sindoro. Tak disangka perjalanan dari pos III ini cukup berat. Jalanya yang berbatu dengan ketinggian sampai setengah meter, memang cukup melelahkan. Seteah melewati hutan lamtoro pertama, kami tiba di watu tatah. Saat itu nampaknya matahari sudah mau terbit sehingga kami memutuskan untuk beristirahat sambil menikmati keindahan sunrise. Subhanallah… benar-benar pemandangan yang mengagumkan. Tepat didepan gw berdiri kokoh gunung sumbing, dari ujung timur sang mentari malu-malu untuk menampakan sinarnya. Beberapa gunung lain juga terlihat seperti gunung ungaran, merbabu, merapi dan lawu. Tak lupa satu persatu dari kami mengabadikan moment-moment menakjubkan tersebut. Di pos watu tatah ini kami bertemu dengan pendaki asal semarang yang sedang menunggu temanya dari puncak. Karena dia hanya tunggu tenda saja, maka kami menitipkan barang bawaan disini. Perjalanan dilanjutkan menuju hutan lamptoro 2, padang edelweiss dan puncak yang memakan waktu 1,5 jam. Saat berada di padang edelweiss gw bertemu dengan bapak-bapak yang membawa bunga edelweiss untuk dibawa turun. “dileboke tas wae ngko ndak konangan” seru bapak itu kepada bapak yang satunya yang artinya kurang lebih dimasukan kedalam tas saja nanti ketahuan. Sangat disayangkan memang, bunga edelweiss yang dilindungi justru malah dipetik apalagi untuk diperjual belikan. 

Akhirnya pendakian gunung sindoro ini sampai juga dipuncak. Disana ternyata sudah banyak orang yang sudah sampai. Bau belerang dari kawah sangat menyengat sehingga sebaiknya jangan berlama-lama disini. Kamipun hanya berfoto-foto dan menikmati sejenak pemandangan disini. Sebenarnya juga bisa untuk turun ke kawahnya namun sangat beresiko sehingga lebih baik jangan. Jika sobat masih mempunyai tenaga lebih, bisa keliling kawah yang kira-kira butuh waktu 1 jam. Setelah puas berfoto-foto kamipun segera turun kembali. Saat itu kami putuskan untuk langsung turun menuju basecamp pendakian gunung sindoro.
gw dan keempat teman gw sampai puncak gunung sindoro
gw dan keempat teman gw sampai puncak gunung sindoro

kawah gunung sindoro
kawah gunung sindoro

Demikianlah cerita pendakian Gunung Sindoro. Sebuah pendakian yang cukup melelahkan namun tetap mengesankan. Karena gw ada acara maka sesampainya di basecamp langsung pulang, sedangkan keempat teman saya melanjutkan ke gunung sumbing bergabung dengan teman-teman lainya yang akan melakukan pendakian di gunung sumbing. 

Cerita Pendakian Gunung Sindoro Jalur Kledung (bagian 1)

Hai…hai… kali ini saya mau cerita tentang pendakian gw yang entah sudah keberapa kalinya. Terakhir kali naik pada januari lalu di Merbabu. Nggak tau kenapa pendakian kali ini terasa begitu melelahkan. Padahal jalurnya jauh lebih pendek dibanding dengan jalur pendakian semeru. Mungkin karena gw jarang olah raga kali ya. Ya hampir 5 bulan terakhir ini cm gw habisin di depan komputer. Selain ngrusin blog tercinta ini juga lagi nyelesain skrip shit.. hahaa maklumlah mahasiswa semester tua. Lama tidak berkelana akhirnya kangen juga suasana di pegunungan. Awalnya sih mau ke arjuna welirang tapi kagak jadi, trus mau ke gede pangrango tapi kata temen gw persyaratan ribet dan retribusinya agak mahal. Akhirnya diputuskan untuk melakukan pendakian di Gunung Sindoro. Rencana awal berjumlah 6 orang, tapi satu temen gw kagak jadi. Dan akhirnya kami berangkat untuk melakukan pendakian di Gunung Sindoro dengan jumlah 5 orang. So, lets follow this story...
 Pendakian Gunung Sindoro

Gunung sindoro merupakan gunung yang terletak di perbatasan wonosobo dan temangung. Gunung yang memiliki ketinggian 3150 mdpl ini sering disebut gunung kembar karena letaknya dekat dengan gunung sumbing. Kalau sobat pernah melintas di jalan raya temanggung- wonosobo maka akan terlihat 2 gunung disebelah kanan adalah gunung sindoro dan sebelah kiri adalah gunung sumbing. Gunung sindoro bisa dikatakan sebagai gunung gersang karena disini tidak banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, serta tidak memiliki sumber air. Jadi jika sobat ingin melakukan pendakian di gunung sindoro maka sebaiknya membawa persedian air yang banyak. Gunung Sindoro sebanarnya memiliki 2 jalur pendakian yakni jalur sigedang dan jalur kledung. Jalur sigedang jalurnya cukup terjal dan  jauh, jadi kami putuskan untuk melalui jalur kledung.

Setelah semua anggota yang akan melakukan pendakian Gunung Sindoro terkumpul, kami segera berangkat dari Kota Yogyakarta menggunakan sepeda motor. Saat itu kira-kira pukul 5.30 sore, kami memacu kendaraan kami dari Yogyakarta melalui jl Magelang kemudian setelah sampai di pertigaan secang ambil kekiri melalui temanggung hingga akhirnya sampai di basecamp pendakian Gunung Sindoro yang letaknya di dekat jalan raya. Di tengah perjalanan kami berhenti untuk makan terlebih dahulu, kalau tidak salah saat itu di dekat alun-alun temanggung. Pukul 21.00 kami tiba di basecamp dan kemudian langsung mendaftar serta membayar biaya retribusi. Kami tidak langsung melaukan pendakian, tapi beristirahat sejenak sambil nunggu temanya teman gw yang telah melakukan pendakian beberapa hari sebelumnya. Tak lama kemudian temenya temen gw yang jumlahnya 3 orang sampai di basecamp dengan raut wajah yang nampaknya kelelahan. Setelah ngobrol-gobrol sebentar kami meminta mereka untuk mengantarkan menggunakan sepeda motor sampai di pos 1. Ya perlu diketahui dari basecamp sampai di pos 1 gunung sindoro ini cukup jauh melewati rumah penduduk dan ladang. Bahkan disana terdapat banyak ojek motor yang siap mengantarkan dari basecamp menuju pos 1 atau sebaliknya dengan biaya Rp 10.000,-.

Hawa dingin begitu terasa menusuk , saat gw melepas jaket. Meskipun dingin tapi ketika jalan nanti pasti terasa panas kalau tidak dilepas, oleh karena itu gw lebih memilih hanya memakai kaos saja. Lampu senter sudah digenggam, kamipun memulai pendakian di Gunung Sindoro. Perjalanan dari pos 1 ke pos 2 ini tidak begitu berat karena jalanya cukup landai. Butuh waktu 1 jam untuk kami sampai di pos 2. Disana kami bertemu dengan pendaki lain yang sedang beristirahat. Tak lebih dari 10 menit beristiraha kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3 yang rencananya akan mendirikan tenda disana. Jalur pendakian dari pos II menuju pos III ini terbilang lebih terjal dari sebelumnya, ditambah lagi jalanya yang berbatu. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pos III ini sekitar dua jaman. Dan ternyata di pos III sudah dipenuhi tenda-tenda milik pendaki lain yang sudah sampai terlebih dahulu. Di pos 3 ini tempatnya memang cukup luas, sehingga para pendaki kebanyakan mendirikan tenda disini. Namun disarankan jika nanti sobat akan menuju puncak jangan pernah meninggalkan apapun di Pos 3 Gunung Sindoro karena rawan pencurian. Beberapa kali telah terjadi tenda milik pendaki di sobek dan semua yang ada di dalamnya diambil. Kami akhirnya memilih mendirikan tepat diatas pos III meski kondisi tanahnya agak miring. Karena waktu itu sudah jam 2 dini hari, maka setelah mendirikan tenda kami langsung tidur. Cerita selanjutnya bisa dibaca di Cerita Pendakian Gunung Sindoro (bagian 2)
Friday, January 24, 2014

Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo

Petualanganku-Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo-Tiit..titt..titt…titiit… sore itu nampaknya ada sms masuk di hp saya. Tu sms bunyinya gini “merbabu yuh, lewat jalur selo” . Ternyata salah satu teman saya ngajak naik lagi ke gunung merbabu. Hmm tanpa pikir panjang sayapun langsung mengiyakan ajakan teman saya tersebut. Setelah sebelumnya naik ke puncak tertinggi di pulau jawa di gunung semeru, praktis belum lagi melakukan pendakian. Sebetulnya ini adalah pendakian kedua saya di gunung merbabu, namun pada pendakian saya sebelumnya melalui jalur wekas.
Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
gunung merbabu
Jumat sore waktu itu langit Nampak redup, sang mentaripun enggan menampakan batang hidungnya. Dua puncak bersaudara (baca: merapi & merbabu) yang biasanya terlihatpun tak terlihat karena tertutup awan hitam. Seolah tak peduli dengan keadaan tesebut saya tetap memacu motor saya dari rumah menuju kampus untuk berkumpul dengan teman-teman yang lain. Sesampainya di kampus, ternyata belum semuanya berkumpul, sehingga kami masih menunggu teman kami yang lain.

Dua jam telah berlalu, nampaknya Allah merestui perjalanan kami. Awan mendung yang semula berada diatas jogja tak jadi berubah menjadi tetesan air hujan. Begitu pula dengan awan hitam yang menutupi dua gunung bersaudara di sisi utara yang hilang tersapu angin. Dua puncak gunung merapi dan merbabu terlihat begitu jelas seolah memberikan pesan pada kami agar segara menapak di punggungnya. Pukul 15.00 WIB kami yang berjumlah enam orang memulai perjalanan menuju pos/ basecamp pendakian di Selo. Di tengah perjalanan kami berhenti disebuah warung yang menyajikan aneka makanan. Ya.. agar nantinya dalam pendakian tidak kekurangan tenaga, kami mengisi bahan bakar terlebih dahulu. Tak lama kemudian kamipun melanjutkan perjalanan kembali. Dengan melewati jalan yang berkelak-kelok dan diselimuti hawa dingin khas pegunungan akhirnya kami tiba di pos pendakian gunung merbabu jalur selo sekitar pukul 18.00 wib.
Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
basecamp gunung merbabu jalur selo
Setelah melakuan pembayaran biaya retribusi gunung merbabu dan uang parkir yang totalnya sebesar Rp 7.000,00 /orang kamipun memulai pendakian di gunung merbabu. Perjalanan dimulai dengan melewati jalan yang lumayan besar dengan beberapa rumah warga di kanan dan kirinya. Setapak demi setapak kami lalui dengan penuh semangat. Dengan headlamp terpasang dikepala, saya berada di paling belakang waktu itu. Jalan dari basecamp ini masih landai hanya sesekali melewati tanjakan. Satu jam telah berlalu, kamipun tiba dipos I yaitu pos dok malang. Disana kami bertemu dengan pendaki lainya yang sedang beristirahat. Setelah berkenalan satu persatu dengan mereka kami melanjutkan perjalanan kembali untuk menuju di pos II.

Malam itu langit begitu cerah, ribuan bintang dilangitpun menjadi saksi perjalanan kami. Sinar rembulan menjadikan suasana dimalam itu tak lagi mencekam. Sebelum mencapai di pos II kami harus melewati tanjakan yang lumayan terjal. Di beberapa sisi terlihat lubang-lubang yang digenangi oleh air akibat hujan sebelumnya sehingga membuat kami harus ekstra hati-hati. Dan akhirnya kejadian yang tidak diinginkanpun terjadi ketika salah satu teman kami kakinya terpeleset dan masuk kedalam lubang tersebut. Namun untungnya kejadian itu tidak menimbulkan masalah yang serius. Perjalanan kami akhirnya tiba disebuah tempat yang cukup luas, disana sudah terdapat beberapa tenda yang berdiri. Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan kamipun istirahat sejenak di tempat tersebut  yang ternyata adalah pos II. Hawa dinginpun sesekali datang bersama hembusan angin malam. Lama-kelamaan tubuhpun terasa dingin karena tidak bergerak, sehingga membuat kami tak betah untuk berlama-lama berdiam diri.

Rencana awal kami ingin mendirikan tenda disini, namun melihat tempat tersebut yang begitu luas tanpa ada pepohonan dikanan dan kiri kamipun memutuskan untuk mencari tempat lain. Tempat-tempat yang luas tanpa ada pepohonan sangat rawan jika ada angin besar atau badai yang datang. Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan melewati tanjakan yang lebih curam dari sebelumnya. Ditengah tanjakan kami menemukan sebuah memoriam dari pendaki yang tewas melewati jalur tersebut. Dengan berpegangan ranting dan akar pohon di kanan dan kiri jalan saya mencoba melangkahkan kaki sedikit demi sedikit berjalan keatas. Kalau dibandingkan dengan jalur wekas, jalur selo ini lebih enak karena banyak yang landai hanya beberapa kali saja melewati tanjakan. Sedangkan di jalur wekas dari basecamp hingga puncak relatif nanjak terus. Namun demikian di pos 2 jalur wekas kita bisa menemukan sumber air, sedangkan di jalur selo ini tidak ada sumber air.

Ribuan langkah telah kami lalui melewati beberapa tanjakan yang curam serta berselimut dinginya malam hingga akhirnya kami tiba di pos IV atau sabana I. Butuh waktu sekitar 4,5 jam perjalanan dari basecamp hingga pos IV merbabu atau sabana I. Karena sebagian besar dari kami sudah cukup kelelahan dan jam sudah menunjukan pukul 23.30 WIB kami memutuskan untuk bermalam disini. Kami mendirikan tenda disebelah rimbunya pepohonan untuk berlindung dari sapuan angin. Setelah memasukan semua barang kamipun semua masuk kedalam tenda hingga satu persatu dari kami mulai memejamkan mata.

Sabtu pukul 08.00 wib tenda kami berasa "dioyak-oyak". Badai yang lumayan besar disertai kabut menghampiri pos sabana I tempat kami ngecamp. Semua yang ada disitupun berlindung didalam tenda. Setelah badai lumayan reda, saya coba keluar melihat situasi disekitar. Ternyata ada satu tenda yang roboh akibat sapuan badai tadi. Karena sampai sore hari, badai juga tak kunjung reda, kami menunda untuk melanjutkan perjalanan hingga esok harinya.
Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
sabana 1 gunung merbabu
Pada keesokan harinya beberapa pendaki mulai berdatangan. Suasana di pos sabana 1 pun menjadi ramai waktu itu. Sekitar pukul 10.00  wib cuaca mulai cerah, disisi selatan terlihat gunung merapi yang kokoh berdiri sedangkan disisi barat Nampak si gunung kembar sumbing dan sindoro. Kelima teman saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak, sedangkan saya sepertinya sudah tidak terlalu terobsesi lagi untuk kepuncak karena sebelumnya ketika melewati jalur wekas  saya sudah sampai ke puncak merbabu. Jadi saya memutuskan untuk tinggal di tenda saja.

Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
sabana 1 gunung merbabu
Tidak sampai 3 jam kelima teman saya yang mau ke puncak merbabu sudah kembali lagi di pos sabana 1. Ternyata mereka tidak sampai di pos sabana III , karena badai yang lebih besar datang lagi. Mereka memutuskan untuk balik karena jika diteruskan cukup berbahaya. Setelah makan siang kami semua packing untuk persiapan turun. Pukul 15.00 wib kami semua turun dari sabana I untuk menuju basecamp merbabu. Perjalanan turunpun cukup menyulitkan karena jalan jadi licin akibat diguyur hujan. Kejadian lucupun terjadi ketika saya terpeleset ditengah perjalanan sehingga membuat pakaian saya dipenuhi lumpur. Butuh waktu sekitar 3 jam untuk mencapai basecamp. Sesampainya di basecamp kami langsung membersihkan badan dan dilanjutkan perjalanan menuju jogja.
Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
perjalanan turun menuju basecamp merbabu

Dan akhirnya cerita pendakian di gunung merbabu ini selesai sudah. Meskipun pendakian kali ini tidak sampai di puncak, namun sudah cukup mengasikan untuk mengisi liburan. Jika dibandingkan dengan jalur wekas jalur selo ini memiliki view yang lebih bagus. Di sabana I sebenarnya jika cuaca cerah sudah bisa melihat sunrise. Selain itu gunung-gunung lain seperti merapi, lawu, sumbing dan sindoro juga terlihat dari sabana I. Namun sangat disayangkan disepanjang jalur selo merbabu ini dipenuhi sampah akibat ulah para pendaki yang tidak bertanggung jawab. Marilah jadi pendaki yang cerdas dan pendaki yang peduli dengan alam. Sayangilah alammu seperti engkau menyayangi ibumu !

>>baca juga pendakian saya lainya yakni di gunung merapi.
Wednesday, December 18, 2013

Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunung Tertinggi Di Pulau Jawa

PETUALANGANKU- Hai… sobat petualang gimana kabarnya? Semoga selalu dalam lindungaNya..hmm setelah cukup lama tidak merasakan hawa dingin pegunungan sejak pendakian gunung merbabu beberapa waktu lalu.. hasrat untuk berpetualang menapaki jalan setapak menuju ketinggian semakin menggebu-nggebu nih..hhaa Dan akhirnya sayapun tertarik untuk mencoba mendaki gunung semeru yang katanya adalah puncaknya para dewa. Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di pulau jawa dengan puncaknya bernama mahameru (3676 mdpl) dan termasuk dalam seven summit Indonesia. Gunung Semeru terletak di antara kabupaten malang dan kabupaten lumajang provinsi jawa timur. Jalur pendakian gunung semeru hingga saat ini hanya ada satu yaitu melewati desa ranu pane. Untuk menuju ranu pane bisa di tempuh dari lumajang maupun dari malang. Untuk menuju ranu pane dari malang maka rutenya adalah malang-tumpang-ranu pane.

Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunung Tertinggi Di Pulau Jawa
gunung semeru, gunung tertinggi di jawa


Sebenarnya keinginan untuk mendaki di gunung semeru ini sudah sejak lama, namun karena keterbatasan waktu sehingga baru bisa mendaki gunung semeru beberapa waktu lalu.Seperti biasanya masih bersama teman-teman dari salah satu universitas di Yogyakarta. Pada awalnya kami akan berangkat ke Gunung Semeru berempat, namun karena alasan tertentu kedua teman saya tidak jadi ikut. Sempat berfikir untuk berangkat berdua saja, namun kami teringat ada satu teman lagi yang kami kenal lewat kegiatan KKN PPL beberapa waktu lalu dan mempunyai hobi yang sama. Setelah dihubungi ternyata dia akan ikut untuk mendaki gunung semeru. Akhinya kamipun berangkat bertiga dari Yogyakarta menggunakan kereta api. 

Hari Pertama
Setelah pesan tiket beberapa hari sebelumnya kami bertiga sepakat untuk bertemu di stasiun tugu Yogyakarta pada hari pemberangkatan.Setelah saya dan kedua teman saya berkumpul, kami langsung masuk ke kereta jurusan jogja-malang. Jam 22.15 WIB semua penumpang sudah masuk kedalam kereta dan mulai berangkat.

Hari Kedua
Seberkas cahaya yang masuk melalui kaca jendela membangunkanku pagi itu. Badan  terasa pegal karena semalam hanya tertidur di tempat duduk saja. Pagi itu pukul 05.00 pagi kami sudah tiba di malang. Hamparan sawah di kanan dan kiri cukup menyegarkan mata yang pagi itu masih terkantuk-kantuk. Gunung semeru dari kejauhan seolah memanggilku untuk segera menapakan kakiku di punggungnya. Tepat pukul 05.30 wib akhirnya kami tiba di stasiun malang. Kamipun langsung bergegas keluar. Baru saja sampai di pintu keluar stasiun kami langsung dihampiri oleh bapak-bapak yang ternyata adalah seorang sopir angkot. Menyadari bahwa kami rombongan pendaki gunung semeru, bapak tersebut menawarkan angkotnya untuk mengantar kami ke pasar tumpang. Perlu diketahui bahwa untuk menuju pos pendakian gunung semeru dari stasiun malang sobat harus menggunakan angkutan umum menuju tumpang, dari tumpang tersebut untuk menuju pos pendakian (ranu pane) bisa menggunkan jeep atau truk sayur. Tak berfikir lama karena mengejar waktu kami langsung menyetujui penawaran bapak (sopir angkot) tadi. Dari stasiun ke pasar tumpang dibutuhkan waktu sekitar 45 menit, ditengah perjalanan kami berhenti di sebuah warung makan untuk sarapan pagi. Setelah sampai di pasar tumpang kami diantar ke sebuah rumah yang menyediakan truk untuk transportasi ke ranu pane.Ternyata pemilik rumah tersebut adalah mbak nur dan di sana sudah banyak pendaki baik yang baru saja pulang maupun yang mau berangkat menuju ranu pane. Baru tersadar ternyata kami belum membawa surat keterangan sehat (salah satu persyaratan pendakian gunung semeru). Dengan menggunakan angkot tadi kami diantar ke puskesmas yang letaknya tidak jauh dari rumah mbak nur namun kembalinya kami harus berjalan kaki. Setelah sampai di puskesmas kami terus membayar biaya transportasi dari stasiun ke pasar tumpang. Ternyata ada salah komunikasi antara kami dan pak sopir, biaya yang sebelumnya kami kira 50 rb ternyata si pak sopir tadi mintanya 100 rb. Akhirnya setelah bernegoisasi kami membayar 60 rb dengan asumsi setiap orangnya 20 rb. Kemudian masuklah kami bertiga ke puskesmas yang masih sepi karena baru buka jam setengah delapan. Setelah menunggu cukup lama petugasnya datang juga, dan langsung ditanya “mau cari surat keterangan sehat mas?” nampaknya puskesmas disini sering digunakan para pendaki untuk mencari surat keterangan sehat. Dengan mengisi form serta menyertakan fotokopi ktp dan membayar 6rb per orang kami sudah mendapatkan surat keterangan sehat. Kamipun langsung menuju ke rumah mbak nur. Pukul 09.00 wib kami baru berangkat menuju ranu pane dengan bersama rombongan lain. Rombongan tersebut berasal dari Akademi maritim Jakarta 6 orang dan dari rombongan pramuka Indonesia berumlah 6 orang. Sepanjang perjalanan dari tumpang ke ranu pane sobat akan disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan di kanan-kiri jalan. Kami tiba di ranu pane sekitar pukul 11.00 wib.

Sesampainya disana kami terus menuju pos pendakian/ base camp untuk melakukan pendaftaran. Untuk melakukan pendaftaran di gunung semeru sobat harus menyertakan fotocopy ktp, surat keterangan sehat  dan nanti akan diberi form. Seteleh form terisi sobat akan diminta biaya retribusi. Pada waktu itu kami bertiga membayar biaya retribusi 50 rb dengan rincian tiket masuk 10 rb per orang dan tenda 20 rb. Rombongan lainya langsung melakukan pendakian, akan tetapi kami beristirahat sebentar untuk menunggu waktu solat dhuhur. Sesudah sholat dhuhur kami memulai pendakian gunung semeru dengan berdoa bersama terlebih dahulu.

Untuk pendakian gunung semeru dari ranu pane hingga ranu kumbolo sebenarnya ada dua jalur yaitu melalui jalur utama (biasa digunakan untuk pendakian) atau melalui gunung ayek-ayek (biasa digunakan oleh warga setempat). Pada waktu itu kami melewati  jalur utama. Dari basecamp ranu pane kami berjalan keselatan menyusuri jalan beraspal hingga menemui sebuah gapura bertuliskan “selamat datang para pendaki gunung semeru” . 
Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunug Tertinggi Di Pulau Jawa
gapura selamat datang di gunung semeru

Tak jauh dari gapura tersebut kami melewati tanjakan yang cukup tinggi.Sekitar 30 menit kami berjalan kami tiba di pos lendengan dowo, karena tenaga masih banyak kami tidak istirahat dan terus melanjutkan perjalanan. Hingga di tengah perjalanan kami menyusul rombongan dari pramuka Indonesia yang sudah berangkat terlebih dahulu. Di tengah perjalanan dari lendengan dowo menuju pos berikutnya (watu rejeng) terdapat beberapa shelter. Kamipun beristirahat sebentar di shelter tersebut untuk melepas lelah.

Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunug Tertinggi Di Pulau Jawa
beristirahat di shelter dalam perjalanan dari lendengan dowo ke watu rejeng

Tak lama kemudian kami melanjutkan perjalanan hingga tiba di pos watu rejeng. Perjalanan dari lendengan dowo ke watu rejeng dibutuhkan waktu sekitar 2 jam.Sebenarnya jalur dari ranu pane hingga watu rejeng ini cukup landai hanya ada beberapa tanjakan itupun tidak terjal. Dari watu rejeng perjalanan dilanjutkan menuju ranu kumbolo. Di tengah perjalanan kami harus melalui sebuah tanjakan cukup terjal yang cukup menguras tenaga. Setelah berjalan 2 jam dari watu rejeng badan terasa cukup lelah. Namun sesaat itu juga semuanya hilang tatkala melihat sebuah hamparan air dengan bukit hijau yang mengelilinginya. Ranu kumbolo men…. Sebuah tempat yang sebelumnya hanya bisa saya lihat di internet kini sudah didepan mata. Maha besar Allah dengan segala ciptaanya. Karena hari sudah sore kami tak mau ketinggalan untuk mengabadikan momen-momen saat itu. Satu persatu kami bertiga berpose membelakangi ranu kumbolo hhe..Saat itu waktu menunjukan pukul 05.30 wib jadi kami langsung menuju ke dekat shelter untuk mendirikan tenda. Disana ternyata sudah banyak rombongan yang mendirikan tenda termasuk dari rombongan akademi maritim yang satu rombongan dari pasar tumpang namun mereka berangkat mendaki terlebih dahulu.Usai mendirikan tenda kami masak untuk makan malam dengan menu nasi+sayur asem+ telur+nutrijell. Setelah selesai makan kami langsung tidur.
 
Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunung Tertinggi Di Pulau Jawa
Saat-saat sampai di ranu kumbolo

Hari Ketiga
Salah satu momen yang dinanti-nanti di ranu kumbolo adalah saat sunrise. Namun pagi itu nampaknya tak begitu bersahabat karena ranu kumbolo dipenuhi kabut. Jadi sinar matahari tak terlihat karena terhalang oleh kabut. Setelah makan pagi kami terus packing karena selanjutnya akan melanjutkan perjalanan ke kali mati. 

Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunung Tertinggi Di Pulau Jawa
rombongan dari ranu kumbolo yang akan menuju kali mati

Pukul 10.00 WIB kami semua berangkat menuju kali mati. Dari ranu kumbolo kami melewati sebuah tanjakan yang bernama tanjakan cinta. Konon menurut cerita jika kita membayangkan seseorang tanpa menoleh kebelakang ketika melewati tanjakan cinta ini maka akan menjadi kenyataan. Namun itu hanyalah mitos, saya pun tidak begitu tertarik saya lebih menikmati pemandangan ranu kumbolo dari tanjakan cinta ini. Dibalik tanjakan cinta, sebuah tempat yang luas dengan dipenuhi tanaman lavender dan rumput atau yang disebut oro-oro ombo sudah menanti. Setelah melewati oro-oro ombo kami tiba di pos cemoro kandang. Cemoro kandang adalah sebuah tempat yang dipenuhi oleh pohon cemara. Tak jauh berjalan dari cemoro kandang hujan mulai turun sehingga kami memutuskan untuk berhenti sebentar. Setelah hujan reda kami melanjutkan perjalanan hingga tiba di pos jambangan. Dari cemoro kandang ke jambangan berjarak sekitar 2 km. Di jambangan ini puncak semeru sudah terlihat. Tak butuh waktu yang lama dari jambangan ke pos kali mati, karena jalanya yang datar dan menurun. Tiba di pos kali mati kami mendirikan tenda di dekat shelter. Setelah masak dan kemudian makan kami langsung tidur karena malamnya kami akan melakukan summit attack (perjalanan menuju puncak). 
Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunung Tertinggi Di Pulau Jawa
Menu makan malam di pos kali mati

Hari Keempat
Pukul 01.00 kami dan rombongan lain  memulai perjalanan dengan berdoa bersama terlebih dahulu. Sebenarnya pendakian gunung semeru hanya diperbolehkan sampai di kali mati. Pendakian di atas kali mati resiko ditanggung sendiri, mengingat medanya yang cukup berat. Dengan segala pertimbangan, kami tetap bertekad untuk melakukan pendakian sampai puncak. Waktu itu kami bersama-sama dengan pendaki dari sukabumi dan Jakarta. Jadi total yang melakukan pendakian dari pos kali mati ke puncak berjumlah 18 orang. Karena jalanya yang cukup berat, banyak anggota yang kelelahan sehingga selama perjalanan sering break. Sekitar pukul 03.00 kami tiba di arcopodo.Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju cemoro tunggal. Cemoro tunggal merupakan batas vegetasi, jadi diatas cemoro tunggal sudah tak ada lagi tumbuhan,melainkan hanya ada pasir dan batu. Disinilah mental dan fisik kita akan di uji. Karena jalan yang berpasir sehingga akan banyak menguras tenaga. Terkadang ketika kita melangkahkan satu langkah bisa terperosot lagi 3 langkah kebawah hal ini mengingatkanku ketika mendaki gunung merapi. Dibanding jalur pendakian gunung merapi dari pasar bubrah, maka pendakian gunung semeru dari cemoro tunggal ini bisa dua kali lipatnya. Ketika kita melihat keatas puncak telihat dekat, namun setelah berjalan cukup lama tidak juga sampai, inilah yang terkadang menyebabkan mental kita kalah duluan. Di tengah perjalanan rombongan yang semula 18 orang tidak semuanya sampai ke puncak. Ada beberapa yang mengalami kedinginan dan kelelahan sehingga memutuskan untuk kembali turun ke kali mati. Pada waktu itu cuacanya memang tidak begitu baik. Kabut  berair menemani kami selama perjalanan dari cemoro tunggal.

Setelah melewati perjalanan yang begitu berat akhirnya saya sampai di puncak tertinggi di pulau jawa itu. Meskipun waktu itu kabut tebal sehingga pemandangan disekitar tidak begitu terlihat namun saya sudah puas bisa berdiri di puncak semeru. Saya tiba di puncak sekitar pukul 08.00 wib. Di puncak semeru ketika sudah melewati pukul 09.00 wib kawah jonggring saloka akan mengeluarkan gas beracun. Sehingga tepat pukul 09.00 wib kami turun menuju kali mati. Dan pukul 11.30 wib semua rombongan sudah sampai di kali mati. Nampaknya semua rombongan kelelahan jadi kami beristirahat terlebih dahulu. Baru pada pukul 16.00 wib rombongan turun menuju ranu kumbolo kembali. Akan tetapi saya dan kedua teman saya baru turun ke kali mati pukul 18.00 wib. Hanya butuh waktu 1,5 jam kami sudah tiba di ranu kumbolo. Kamipun mendirikan tenda kembali baru esok harinya turun menuju ranu pane.
 
Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunung Tertinggi Di Pulau Jawa
akhirnya sampai di puncak semeru (3676 mdpl)
Hari Kelima
Pagi hari diranu kumbolo disambut oleh sinar matahari yang terasa hangat mengenai badan. Sebelum meninggalkan ranu kumbolo kami berfoto-foto terlebih dahulu. Hari itu begitu menyenangkan, kami yang sebelumnya hanya bertiga dari Yogyakarta bisa berbaur dengan rombongan lainya hingga berjumlah 20 orang. 
 
Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunung Tertinggi Di Pulau Jawa
foto dulu di ranu kumbolo sebelum turun hhe
 
Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunung Tertinggi Di Pulau Jawa
ranu kumbolo di pagi hari
Dari ranu kumbolo kami sepakat untuk mencoba jalur ayek-ayek yang biasa digunakan oleh warga setempat.Tak seperti yang dibayangkan jalurnya ternyata harus melewati tanjakan yang begitu berat. Setelah jalan yang menanjak kemudian langsung menurun, dengan jalur yang dipenuhi tanah liat. Pada waktu itu hujan mulai turun sehingga jalanya sangat licin, sayapun terpeleset beberapa kali.Namun jika dibandingkan dengan jalur sebelumnya ketika berangkat, jalur ini memang lebih pendek. Pukul 15.00 wib kami akhirnya kami sampai di basecamp ranu pane. Karena badan kedinginan akibat diguyur hujan saya langsung menuju warung didekat basecamp untuk mencari teh hangat. Saat itu ternyata truk yang semula mengantar kami dari tumpang ke ranu pane sudah menungu. Sehingga tak lama kemudian kami langsung memasukan semua barang ke truk dan memulai perjalanan kembali menuju tumpang. Sesampai di tumpang kami berlanjut mencari tiket kereta di ind*ma*t untuk pulang ke jogja. Ternyata tiket untuk malam itu sudah habis, sehingga kami membeli tiket untuk esok harinya. Setelah berpamitan dengan rombongan lain kami berangkat menuju stasiun dengan angkot. Malam itu kami bermalam di stasiun.

Cerita Pendakian Gunung Semeru, Gunung Tertinggi Di Pulau Jawa
peta jalur pendakian gunung semeru

Hari Keenam
Jadwal pemberangkatan kereta api jurusan malang-jogja adalah pukul 08.00 wib. Sehingga paginya kami bersantai terlebih dahulu membuat mie untuk sekedar mengganjal perut.Pukul 07.45 kami bertiga menuju ke kereta. Karena badan cukup lelah,jadi di dalam kereta bisa tertidur cukup pulas hingga tiba di jogja pukul 15.00 wib.

Demikianlah petualangan saya di semeru, sebuah petualangan yang tak akan saya lupakan. Terima kasih sebanyak banyaknya untuk bayu & fitrianto (jogja); eny,rasty, rudy (pontianak), irna (jakarta), temen temen dari akademi maritim jakarta, temen temen dari jakarta dan suka bumi, kalian semua luar biasa. Dan untuk wawan dari lombok tunggu kami di rinjani tahun depan. 

Dan di akhir cerita pendakian gunung semeru ini saya ingin mengingatkan kembali, sebagai seorang pendaki  kita harus tetap menjaga etika digunung yaitu  Take nothing but picture, leave nothing but footprint, kill nothing but time. Salam Lestari !
Wednesday, November 27, 2013

Mendaki Gunung Merapi- Menikmati Sunrise Dari Atap Yogyakarta

PETUALANGANKU- hai sobat petualang...kali ini saya akan bercerita petualangan saya ketka menikmati sunrise dari atap yogyakarta yaitu di Gunung Merapi. Sebelumnya sempet ragu juga sih, karena Gunung Merapi inikan merupakan gunung teraktif di Indonesia bahkan Di Dunia. Tentu sobat masih ingat tahun 2010 lalu ketika awan panas dari letusan Gunung Merapi atau yang sering disebut Wedus Gembel memporak-porandakan kawasan sekitar gunung merapi. Bahkan juru kunci dari Gunung yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut yaitu Mbah Marijan tak luput dari amukan wedus gembel hingga menghembuskan nafas terakhinya. Namun melihat antusiasme dari para pendaki dari berbagai wilayah, sayapun tertarik untuk melakukan pendakian di Gunung Merapi. Apalagi setelah melihat foto foto sunrise di gunung merapi tersebut, sayapun semakin terobsesi.

Mendaki Gunung Merapi-Menikmati Sunrise Dari Atap Yogyakarta, kawah merapi, jalur merapi

Gunung Merapi mempunyai ketinggian 2968 mdpl (meter diatas permukaan laut) dan terletak di dua provinsi yaitu DIY dan Jawa Tengah. Gunung Merapi memiliki puncak bernama puncak garuda, dinakamkan puncak garuda karena  ada bongkahan batu besar menyerupai garuda. Namun akibat letusan pada tahun 2010 lalu batu tersebut telah tiada. Untuk melakukan pendakian Di gunung merapi dulunya ada beberapa jalur pendakian. Namun saat ini yang memungkinkan hanya melewati jalur new selo. Selain memiliki predikat gunung teraktif, gunung merapi juga dianggap sebuah tempat yang sakral oleh masyarak sekitar. Gunung merapi meiliki garis lurus dengan kraton dan pantai selatan. Konon menurut cerita gunung merapi dilambangkan sebagai elemen api, pantai selatan sebagai elemen air dan kraton yogyakarta adalah penyeimbangnya.

Untuk melakukan pendakian tentu harus membawa peralatan yang tepat demi menjaga keselamatan diri sendiri. Dan sayapun menyiapkan segala peralatan seperti makanan, air mineral, headlamp, jas hujan, sleeping bag, sepatu hiking, matras, dan yang tak kalah penting penutup debu atau masker. Untuk melakukan pendakian di Gunung Merapi saya sarankan membawa persedian air yang banyak. Hal ini dikarenakan di jalur selo ini tidak ada sumber air. Setelah semua persiapan selesai sayapun bergabung dengan teman-teman di salah satu universitas di yogyakarta yang akan melakukan pendakian Gunung merapi. Perjalanan dimulai dengan melintasi jalan magelang, setelah sampai di muntilan belok kanan (arah ketep) kemudian dipertigaan sebelum ketep belok kanan menuju selo. setelah sampai di bascamp kami pun beristirahat terlebih dahulu. Karena tak mau melewatkan sunrise di gunung merapi, pukul 00.00 WIB kamipun segera melakukan pendakian. untuk melakukan pendakian dari bascamp new selo hingga puncak dibutuhkan waktu kurang lebih 5 jam. Cukup singkat memang dibanding pendakian di gunung lain, akan tetapi perlu diingat jalur di gunung merapi cukup terjal jadi dibutuhkan tenaga yang ekstra. Dari bascamp kami berjalan menyusuri jalan yang masih beraspal. Setelah beberapa menit kemudian tibalah di jalur pendakian yang cukup berdebu. O iya, meskipun suhu disini cukup dingin, tapi ketika sudah mulai berjalan sebaiknya tidak usah memakai jaket. Karena setelah beberapa menit berjalan badan akan terasa panas, dan berkeringat. Apabila memakai jaket maka akan basah terkena keringat, nah apabila akan berhenti dengan waktu yang cukup lama maka akan kedinginan . Sekitar satu jam berjalan, kami tiba di pos 1 dan kamipun beristirahat terlebih dahulu. Terlalu lama beristirahat akan mengakibatkan tubuh kedinginan, jadi tak sampai 5 menit kami mulai berjalan kembali. Dari pos I perjalanan dilanjutkan menuju pos II yang membutuhkan waktu 1,5 jam. Pendakian menuju pos II masih berdebu sehingga tetaplah untuk memakai masker, namun kali ini cukup terjal dibanding sebelumnnya. Sampai dipos II kamipun beristirahat sejenak dan selang beberapa menit kemudian langsung melanjutkan perjalanan ke pasar bubrah. Pasar bubrah merupakan sebuah tempat dengan bongkahan-bongkahan batu besar. Konon menurut cerita disinilah tempat para lelembut bersemayam. Butuh waktu sekitar 1 jam-an dari pos II menuju pasar bubrah. Ketika saya sampai disini seberkas cahaya dari timur mulai terlihat. 
Mendaki Gunung Merapi-Menikmati Sunrise Dari Atap Yogyakarta
sunrise dari pasar bubrah

Akhirnya saya bisa menikmati sunrise di gunung merapi yang menakjubkan ini. Meskipun tidak melihat sunrise dari puncak tertinggi di gunung merapi, namu pemandangan sunrise dari pasar bubrah ini tak kalah indahnya. Saat-saat ketika sang mentari mulai menampakan wajahnyapun tak lupa untuk didokumentasikan. Dari pasar bubrah ini puncak gunung merapi sudah terlihat. Selain itu dari arah barat sebenarnya juga terlihat puncak gunung lainya seperti merbabu, sumbing, sindoro dan puncak gunung slamet. Namun karena cuaca yang tidak cukup bagus, hanya gunung merbabu saja yang terlihat. Puas dengan berfoto-foto di pasar bubrah, kami berjalan lagi untuk menuju puncak. Untuk menuju puncak dibutuhkan waktu sekitar satu jam, ini dikarenakan jalurnya yang berpasir. Pendakian menuju puncak gunung merapi ini memang melelahkan, karena jika sobat melangkahkan satu langkah kaki, sobat bisa terperosot tiga langkah lagi kebawah. Jadi memang dibutuhkan kesabaran dan tenaga yang besar. Setelah melalui perjuangan yang sangat melelahkan akhirnya tiba juga di puncak. Sungguh hanya rasa takjub melihat keindahan milik Sang Pencipta. Gunung Merbabu yang menjulang tinggi, terlihat kokoh dengan awan yang mengelilinginya. Puncak Gunung Lawu, hargo dumilah terlihat dari kejauhan seolah memanggilku untuk menuju kesana. Dan kawah yang telah menyemburkan abu vulkanik ke berbagai wilayah di yogyakarta tahun 2010 lalupun terlihat dari atas. Benar-benar pemandangan yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya. Tak sampai satu jam kami menikmati keindahan di puncak merapi, kamipun turun dan akan beristirahat di pos II. Karena cukup lelah, sayapun cukup pulas tidur di pos II hingga tak terasa hari sudah sore. Setelah berkemas-kemas kamipun turun meuju basecamp.

Mendaki Gunung Merapi-Menikmati Sunrise Dari Atap Yogyakarta, kawah merapi, jalur merapi
dibelakangnya kawah gunung merapi

Mendaki Gunung Merapi-Menikmati Sunrise Dari Atap Yogyakarta, kawah merapi, jalur merapi

Mendaki Gunung Merapi-Menikmati Sunrise Dari Atap Yogyakarta, kawah merapi, jalur merapi
puncak merbabu dari puncak merapi
Demikian sobat petualang, cerita petualangan saya ketika mendaki gunung merapi. Dan selang beberapa bulan kemudian sayapun melakukan petualangan lagi, karena saya cukup penasaran merasakan sensasi dinginnya gunung lawu.
Tuesday, November 26, 2013

Mendaki Gunung Lawu- 3 Hari Menikmati Sensasi Dinginya Gunung Lawu

PETUALANGANKU- Selamat pagi, siang , sore dan malam...tinggal sobat bacanya pada waktu apa..hhe.. kali ini admin sobatpetualang.com akan mengajak berpetualang lagi nih.. yeahh kali ini kita menuju ke perbatasan jawa tengah dan jawa timur yaitu Gunung Lawu. Setelah sebelumnya sempat menikmati sunrise dari atap jogja, sayapun penasaran dengan dinginya gunung lawu. Namun sebelumnya kita simak beberapa hal terkait dengan gunung lawu berikut ini...

Mendaki Gunung Lawu- 3 Hari Menikmati Sensasi Dinginya Gunung Lawu
Gunung lawu


Lokasi Gunung Lawu
Gunung Lawu ini memiliki ketinggian 3265 mdpl dan  terletak di perbatasan antara provinsi jawa tengah dan provinsi jawa timur. Atau lebih spesifiknya masuk di kabupaten karanganyar dan sebagian masuk ke kabupaten magetan. Di sekitar Gunung Lawu ini juga terdapat beberapa tempat populer diantaranya Telaga sarangan, Tawang mangu, dll. Untuk melakukan pendakian ada 3 jalur pendakian di gunung lawu. Jalur pendakian sebelah selatan terdapat dua jalur yaitu cemoro sewu (magetan) dan cemoro kandang (karanganyar). Sedangkan jalur di sebelah utara yaitu jalur srambang, namun jalur ini jarang dilewati. Sedangkan jalur yang sering digunakan yaitu jalur cemoro sewu karena medannya yang cukup mudah untuk dilalui. Di gunung lawu ini terdapat tiga puncak yaitu hargo dumilah, hargo dalem dan hargo dumiling. Selain pemandanganya yang memukau yang menjadikan unik adalah adanya para pedagang gorengan ataupun nasi pecel di gunung lawu. Bahkan di dekat puncak hargo dumilah ada sebuah warung makan yang sangat populer dikalangan pendaki yaitu warung mbok yem.

Mitos Gunung Lawu
Konon, gunung lawu ini merupakan pusat kegiatan spiritual di tanah jawa,dan ada hubungan erat dengan kraton surakarta maupun kraton yogyakarta. Setiap malam satu suro (kalender jawa) banyak orang yang berbondong-bondong melakukan ritual ataupun untuk berziarah. Jadi ketika sobat mendaki pada malam satu suro jangan heran jika bertemu dengan orang yang membawa peralatan atau memakai pakaian tidak seperti para pendaki pada umumnya. Mereka biasanya akan mengunjungi beberapa tempat yang dianggap sakral. Tempat-tempat tersebut diantaranya: Goa Sikolong-kolong yang terletak tidak jauh dari Pos V jalur Cemoro Kandang, Kompleks Hargo Dalem, Sendang Drajat, dan petilasan Bung Karno. Selain itu ada beberapa mitos di gunung lawu baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contohnya ketika dalam perjalanan dilarang mengatakan kesel (lelah), atau dilarang memakai pakaian atau perlengkapan yang berwarna hijau. Nah, jika dilanggar maka diyakini akan menyebabkan kejadian-kejadian yang tak di inginkan. Namun mau percaya atau tidak saya kembalikan ke lagi ke sobat.

PETUALANGAN KE GUNUNG LAWU 
Hari Pertama
Ok, petualangan kali ini dimulai dari kota tercinta di yogyakarta. Masih ditemani dengan teman-teman seperjuangan dari salah satu universitas di yogyakarta. Sore itu nampaknya alam tidak begitu bersahabat dengan kita, hujan deras mengguyur yogyakarta. Namun itu tak menyurutkan semangat kita untuk melakukan pendakian di gunung lawu ini. Tepat pukul 17.00 wib kami berangkat dari yogyakarta menyusuri jalan jogja solo yang digenangi oleh air akibat guyuran hujan. Satu jam  telah berlalu kami tiba di kawasan klaten, dan berhenti utntuk sholat maghrib. Karena perut mulai keroncongan kami memutuskan untuk makan dulu sebelum melanjutkan perjalanan lagi. Setelah perut terisi kamipun melanjutkan perjalanan lagi, dan alhamdulillah hujan sudah mulai reda. Pukul 20.00 wib kami sampai di solo dan kami tak berhenti memacu kendaraan kami menuju karanganyar (arah tawangmangu). Satu jam kemudian jalanan mulai berkelak kelok dan mulai menanjak. Hawa dingin khas pegunungan mulai terasa. Kamipun masih bersemangat untuk memacu kendaraan hingga menemukan sebuah masjid untuk istirahat sebentar dan sholat isha'. Tak mau berlama-lama kamipun melanjutkan perjalanan melewati jalanan yang cukup menanjak hingga sampai di posko pendakian gunung lawu jalur cemoro sewu yakni sekitar pukul 23.00 wib. Setelah melakukan pendaftaran di posko pendakian kami langsung memulai pendakian. Tak jauh dari posko pendakian tampak di sebelah kiri dan kanan jalan terdapat beberapa tenda,mungkin para pendaki yang baru saja turun. Kurang lebih satu jam berjalan kami tiba di pos I. Dan disana rupanya ada satu kelompok pendaki yang sudah mendirikan tenda. Karena waktu itu sudah jam 00.00 wib kamipun memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam di pos I.

Hari Kedua
"mas gorengannya mas, masih anget" kalimat itu terdengar berulang-ulang hingga membangunkan kami dari tidur yang cukup pulas. Hmm..rupanya ada seorang ibu-ibu yang sedang menawarkan dagangannya.  sempet kaget juga sih baru kali ini ada orang jualan di gunung..tapi karena masih terasa ngantuk saya tidak terlalu tertarik untuk membelinya. Pagi itu terik matahari terasa hangat menembus hawa dingin yang menyelimuti pori-pori.Pagi yang indah ditemani sebatang rokok yang tidak henti aku isap..sementara itu temen saya mengeluarkan alat masaknya untuk sarapan. Di pagi yang cerah itu kami mengisi perut kami dengan nasi+mi instan+ agar-agar. Saya rasa itu sudah cukup memberikan energi untuk melanjutkan lagi. Tak ingin tergesa-gesa kami bersantai dulu menikmati pemandangan di pos I yang cukup menyegarkan. Tak lama kemudian nampaknya kelompok pendaki yang mendirikan tenda disebalah tadi sudah mulai packing untuk turun lagi. Rupanya mereka hanya menunggu teman-temannya yang dari puncak dan mereka hanya melakukan perndakian sampai di pos I. Pukul 11.00 WIB kami mulai packing barang-barang kami siap untuk melanjutkan perjalanan lagi. Pada waktu itu banyak sekali para pendaki yang turun dan hanya segelintir orang yang akan naik ke puncak. Dari pos I ini perjalanan dilanjutkan menuju pos II yang kurang lebih memerlukan waktu 2 jam. Dari pos I hingga pos II jalurnya cukup ngetrack namun cukup mudah untuk dilalui.sampai di pos II kami istirahat dahulu untuk minum dan berfoto-foto. Setelah badan segar kembali, kami mulai berjalan menuju pos III dan pos IV. Dari pos II hingga pos IV dibutuhkan waktu perjalanan 2 jam, jalurnya hampir sama dengan sebelumnya namun lebih nanjak. Sampai di pos IV hari sudah sore dan angin mulai kencang dan hawa dinginnya mulai menusuk tulang. Kamipun berhenti dan mulai membuat perapian, namun hawa dinginnya semakin menjadi-jadi..rasanya tu kaya ketika kita dalam keadaan bugil kemudian dimasukan ke dalam kulkas..dan ternyata kulkas itu dimasukan lagi ke dalam kulkas..hahaa gak usah dibayangin deh..pokoknya dingin banget. Pukul 19.00 kami melanjutkan perjalanan kembali dan berencana mendirikan tenda didekat puncak, agar paginya bisa langsung melihat sunrise. Perjalanan dilanjutkan menuju pos V dengan waktu setengah jam. Kabutpun mulai menyelimuti malam itu, hingga kami tak melihat jalur yang sebenarnya. Dan akhirnya aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang... apasehh? hahaa.. yah.. malam itu karena kabut mulai menebal kami tersesat disalah satu puncak dan hampir saja masuk jurang. Karena merasa kondisi sudah tidak memungkinkan lagi kamipun turun lagi dari puncak yang awalnya kami kira itu adalah puncak hargo dumilah. Kamipun mulai mendirikan tenda untuk bermalam, yang saat itu kamipun tak tau sedang berada dimana. Dan akhirnya kami beristirahat dan perjalanan akan dilanjutkan esok hari pukul 03.00 karena ingin mengejar sunrise di puncak.
Mendaki Gunung Lawu- 3 Hari Menikmati Sensasi Dinginya Gunung Lawu
pos I- makan dulu...

Mendaki Gunung Lawu- 3 Hari Menikmati Sensasi Dinginya Gunung Lawu
sampai di Pos III

Hari Ketiga
Niat awal ingin mengejar sunrise, tapi pagi itu gagal semuanya...karena kami semua bangun pukul 10.00  hhaa...Namun setelah melihat keluar ternyata kabut masih menyelimuti walaupun gak begitu tebal.. jadi gak begitu meyesal...Sebelum summit attack kami mengisi tenaga dulu dengan nasi+telur goreng ..setelah semua siap kami mulai berjalan dan akhirnya menemukan jalur yang sebenarnya. Ternyata akibat kabut semalam kami melenceng jauh dari jalur pendakian yang sebenarnya. Tak lama kemudian kami tiba di sendang drajat. Sendang drajat merupakan sebuah mata air yang menurut cerita meskipun airnya diambil terus menerus tidak akan habis. Air disini sangat jernih jadi langsung bisa di minum. Disamping sendang drajat tersebut dibangun sebuah toilet umum. Setelah menikmati kesegaran dari air di sendang drajat kami melanjutkan perjalanan menuju puncak hargo dumilah. Sekitar pukul 12.00 kami tiba di puncak hargo dumilah, semua rasa lelah terbayar dengan kepuasan dan keindahan yang disuguhkan oleh gunung lawu ini..Setelah puas berfoto-foto kami turun lagi menuju tenda yang kami tinggalkan. Setelah selesai packing kami langsung turun menuju posko pendakian. Dan akhirnya pukul 18.00 kami sampai juga di posko pendakian. Karena di kawasan gunung lawu ini terkenal dengan sate kelincinya, kamipun langsung mencobanya. Setelah kenyang kami langsung pulang menuju yogyakarta. Baca cerita saat mencicipi sate landak disini.

Mendaki Gunung Lawu- 3 Hari Menikmati Sensasi Dinginya Gunung Lawu
Sendang Drajat

Mendaki Gunung Lawu- 3 Hari Menikmati Sensasi Dinginya Gunung Lawu
Akrinya sampai puncak

Mendaki Gunung Lawu- 3 Hari Menikmati Sensasi Dinginya Gunung Lawu
saya dan teman-teman

Demikianlah petualangan saya 3 hari menikmati sensasi dinginnya gunung lawu. Gunung lawu memang gunung yang cukup unik dibanding lainya selain dinginya yang menusuk tulang adanya para pedagang di jalur pendakian membuat petualangan kali ini cukup mengesankan.


Wednesday, August 29, 2012

Eksotisme Green Canyon Atau Cukang Taneuh

PETUALANGANKU- Green canyon atau cukang taneuh merupakan aliran sungai Cilujang yang menembus gua dengan stalaktik dan stalakmit yang mempesona serta diapit oleh dua bukit dengan bebatuan dan rimbunnya pepohonan sehingga menyajikan eksotisme tersendiri.Disini anda juga bisa berenang melawan arus deras sungai cilujang ataupun lompat dari ketinggian 6-7 meter di atas permukaan sungai.

Eksotisme Green Canyon Atau Cukang Taneuh,green canyon ciamis jawa barat,naik perahu di green canyon,
eksotisme green canyon
Green canyon adalah sebuah tempat wisata yang terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.Sekitar 130 km jika dari pusat kota ciamis atau jika dari pangandaran sekitar 31 km.Green Canyon sendiri sebenarnya mempunyai nama asli cukang taneuh,nama green canyon dipakai setelah di populerkan seorang wisatawatan asal Perancis pada saat ia berkunjung tahun 1993.Dinamakan Green Canyon karena tempat tersebut mirip dengan Grand Canyon yang berada di Arizon.

Untuk menuju lokasi Grand Canyon dapat dicapai dengan perahu yang berada di dermaga Ciseureuh.Untuk satu perahu yang berisi 6-7 orang, anda harus membayar Rp 77.500,00 (agustus 2012) dan itupun sudah termasuk tiket masuk.Namun menurut petugas setempat harga tersebut akan naik 100 % bulan desember 2012.Pada hari jumat obyek wisata ini hanya buka setengah hari yaitu dari jam 13.00 hingga 17.00 sehingga hanya disediakan 300 tiket.Namun selain hari jumat buka dari pagi hingga sore hari dan disediakan 600 tiket.

Suasana di pintu masuk green canyon
Nah, setelah puas menikmati Sunrise Di Pantai Pangandaran, kami langsung menuju ke Green Canyon Atau Cukang Taneuh ini. Suasana disini sangat ramai, karena bertepatan dengan libur lebaran. Bahkan untuk membeli tiket harus mengantri sampai ke jalan. Karena saking ramainya hanya berselang satu jam saja tiket sudah habis terjual,sehingga banyak pengunjung yang sudah kehabisan tiket. Setelah mengantri tiket hingga berdesak-desakan, ternyata harus menunggu lagi untuk pemberangkatan. Dan setelah menunggu kurang lebih tiga setengah jam akhirnya tiba juga gilirannya.Ketika pertama kali menginjakan perahu, suasana hijaunya air serta aliran air sungai yang lambat sudah memanjakan hati.Perjalanan menyusuri sungai dengan perahupun di mulai.Jarak dari dermaga hingga lokasi green canyon dapat dicapai kurang lebih 20 menit.Sepanjang perjalanan anda akan disuguhi pemandangan yang cukup membuat anda betah berlama-lama di perahu.Hijaunya pepohonan di kanan dan kiri sungai dipadu dengan hijaunya sungai menyajikan keindahan yang sulit dilupakan.Sesampainya di Green canyon, bukit yang menjulang tinggi,stalaktit dan stalakmit di beberapa sudut,gemricikanya air yang jatuh dari atas serta hijaunya air sungai menyatu menjadi harmoni lukisan alam yang mempesona.

Eksotisme Green Canyon Atau Cukang Taneuh,green canyon ciamis jawa barat,naik perahu di green canyon,
perjalanan menuju green canyon dengan perahu
saya dan ketiga teman saya

Beberapa fasilitas juga tersedia disini,seperti tempat parkir,toilet,mushola yang berada di dermaga dan juga pelampung yang terdapat di setiap perahu.Waktu yang pas untuk berkunjung ke obyek wisata green canyon adalah musim kemarau,karena jika musim hujan warna air akan berubah menjadi kecoklatan.

Demikian cerita petualangan kami ketika mengunjungi kota ciamis jawa barat, dan malamnyapun kami berempat kembali ke cilacap, dan esoknya baru kembali ke Yogyakarta.
Sunday, August 26, 2012

Mengejar Sunrise Di Pantai Pangandaran

PETUALANGANKU-  Pantai Pangandaran adalah salah satu obyek wisata yang menjadi primadona di provinsi jawa barat.Pantainya yang landai dengan air yang jernih serta hamparan pasir putih yang memanjakan mata,menjadikan pantai ini tak pernah sepi pengunjung.Tidak hanya itu di pantai yang terletak sekitar 92 km dari kota ciamis tersebut, anda bisa menyaksikan keindahan sang surya ketika mulai menampakan sinarnya hingga tenggelam kembali di tempat yang sama. Yaps, Sunrise Di Pantai Pangandaraan ini memang menjadi magnit tersendiri bagi pengunjung, termasuk saya yang beberapa waktu lalu mengunjunginya.

Mengejar Sunrise Di Pantai Pangandaran, wisata pantai, pangandaran ciamis,jawa barat
sunrise pantai pangandaran

Pantai Pangandaran terletak di Desa Penanjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat.Yang membuat pantai ini istimewa adalah anda bisa melihat matahari terbit (sunrise) dan matahari terbenam juga (sunset).Hal tersebut dikarenakan lokasi pantai pangandaran yang berbentuk semenanjung atau daratan yang menjorok ke laut.Sehingga sewaktu pagi dari sisi sebelah timur dapat melihat terbitnya matahari (sunrise) dan sore harinya dari sisi sebelah barat dengan jarak tempuh yang tidak begitu jauh dapat melihat terbenamnya matahari (sunset).

Berbekal informasi tersebut, akhirnya beberapa waktu lalu saya bisa menikmati keindahan sunrise di pantai pangandaran. Berangkat dari kota tercinta Yogyakarta sayapun memacu kendaraan saya melewati jalur selatan Jogja-Purworejo-Kebumen-Banyumas (Wangon) dan berhenti di Cilacap (Wanareja). Karena hari sudah malam dan juga badan sudah lelah setelah menempuh perjalanan kurang lebih 6 jam sayapun bermalam disini menginap di rumah teman. Pukul 03.00 pagi, saya dan ketiga teman saya kembali melanjutkan perjalanan menuju pantai pangandaran. Setelah menempuh dua setengan jam perjalanan akhirnya kami sampai di pantai Pangandaran. Setelah membayar tiket,kamipun masuk ke bibir pantai. Dan tak lama kemudian sang mentari yang masih malu-malu menampakan sinarnya dan mulai terlihat dari ufuk timur di balik pegunungan.Subhanallah, sungguh pemandangan yang luar biasa. Dan tak berfikir lama sayapun langsung mengambil kamera untuk mendokumentasikanya.

Mengejar Sunrise Di Pantai Pangandaran, wisata pantai, pangandaran ciamis,jawa barat
saat-saat matahari mulai menampakan sinarnya

Petualangan di Pantai Pangandaran terasa lengkap,karena di kawasan Pantai Pangandaran terdapat beberapa tempat yang lokasinya berdekatan. Seperti cagar alam yang terletak tak jauh dari bibir pantai. Untuk memasuki cagar alam tersebut anda harus membayar tiket lagi seharga Rp 7.000,00 / orang. Di kawasan cagar alam ini terdapat beberapa gua, seperti gua jepang, gua panggung, gua parat dan gua-gua lainya.Namun hati-hati ketika melintasi kawasan cagar alam ini,karena disini banyak monyet-monyet yang siap merampas barang anda jika anda lengah.Puas mengitari kawasan cagar alam anda bisa kembali ke pantai untuk menikmati wahana banana boat.Untuk bisa menaiki banana boat ini anda harus membayar Rp 45.000,00.

Beberapa fasilitas lainya yang ada  disini adalah :

1. Lapang parkir yang cukup luas, 
2. Hotel, restoran, penginapan, pondok wisata dengan tarif bervariasi, 
3. Pelayanan pos, telekomunikasi dan money changer, 
4. Gedung bioskop, diskotik 
5. Pramuwisata dan Pusat Informasi Pariwisata, 
6. Bumi perkemahan, 
7. Sepeda dan ban renang sewaan, 
8. Parasailing dan jetski.

Tertarik untuk mengunjungi obyek wisata yang satu ini ?? berikut adalah daftar harga tiket kawasan pantai pangandaran
1. Pejalan kaki – Rp. 2.500 / Orang
2. Sepeda Motor – Rp. 7.000 / Motor
3. Sedan/Sejenisnya – Rp. 14.200 / Mobil
4.  Minibus/Kijang – Rp. 27. 200 / Mobil
5.  Mitsubishi L300/Elf  – Rp. 40. 200 / Mobil
6.  Micro Bus/ Bus ¾ – Rp. 50. 000 / Mobil
7.  Bus Sedang – Rp. 79. 000 / Mobil
8.  Bis Besar – Rp. 130. 000 / Mobil


Jalan menuju pantai pangandaran sangatlah mudah, karena selain infrastuktur jalan yang memadahi, disetiap pertigaan atau perempatan sudah terdapat plang atau petunjuk arah untuk menuju pantai pangandaran

Demikian tadi cerita petualangan ketika mengejar sunrise di pantai pangandaran, selepas dari sini kamipun melanjukan perjalanan menuju Green Canyon atau Cukang Tanaeh.